Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Fokus Pacu Dana Murah, Penurunan Biaya Dana Masih Berlanjut

Tren penurunan suku bunga simpanan perbankan diperkirakan masih akan berlanjut seiring dengan strategi perbankan yang berfokus menambah dana murah.
Karyawan beraktivitas di dekat logo Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di dekat logo Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan biaya dana atau cost of fund (CoF) diperkirakan masih akan berlanjut, seiring dengan fokus bank meningkatkan dana murah atau CASA (current account saving account). 

Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perseroan per Februari 2021 memang cenderung datar dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Meski begitu, simpanan dari dana murah tetap tumbuh tinggi, sedangkan deposito menurun.

Berdasarkan laporan keuangan bulanan Februari 2021, perseroan mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 1,48% dari posisi Januari 2021. Simpanan dari dana murah tumbuh 5,89%, sedangkan deposito turun 5,43%.

"Fokus kami memang di CASA dengan CoF yang lebih murah, terutama dalam kondisi di mana likuiditas relatif longgar," katanya pekan lalu.

Strategi perseroan meningkatkan CASA diharapkan akan menurunkan CoF secara berkelanjutan. Lani menambahkan penurunan bunga deposito diperkirakan masih berlanjut sejalan dengan bunga dan nisbah yang rendah, serta mengikuti tingkat bunga penjaminan LPS.

Senada, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. juga terus menekan biaya dana dan mencatatkan penurunan CoF dari 3,58% pada 2019 menjadi 3,22% pada 2020. Corporate Secretary Bank BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan perseroan memproyeksikan tren penurunan Cof akan terus berlanjut pada tahun ini.

Perseroan akan menjaga CoF di kisaran 2,75%-3%. Tren tersebut selaras dengan turunnya suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR).

"Strategi BRI dalam menyeimbangkan CoF di antaranya melalui peningkatan CASA, optimalisasi fee based income melalui peningkatan digital dan micro payment, serta efisiensi biaya operasional melalui digitalisasi proses bisnis," katanya, Selasa (6/4/2021).

Terpisah, PT Bank Central Asia Tbk. dalam laporan tahunan 2020 menyampaikan perseroan secara proaktif mengkaji dan menyesuaikan tingkat suku bunga kredit maupun suku bunga dana. Hal ini sejalan dengan kebijakan penurunan suku bunga oleh BI dan juga mempertimbangkan kondisi likuiditas yang cukup longgar.

Alhasil, imbal hasil dari kredit BCA mengalami penurunan dari 9% pada 2019 menjadi 8,1% pada 2020, dan cost of funds berada pada level 1,4% pada 2020, turun 50 bps dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn menyampaikan pada tahun ini perseroan tidak menetapkan target penurunan CoF secara spesifik.

"Ke depannya penyesuaian CoF akan selalu memperhatikan tren yang terjadi di industri perbankan (termasuk kebijakan suku bunga regulator), kondisi persaingan usaha, serta kecukupan likuiditas dan permodalan perusahaan," katanya.

Secara industri, strategi perbankan untuk fokus pada dana murah juga tercermin dari data Bank Indonesia. BI mencatat simpanan berjangka tumbuh 4,2% secara yoy pada Februari 2021, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan di Januari 2021 sebesar 6,4% yoy. Berdasarkan golongan nasabahnya, perlambatan simpanan berjangka disebabkan oleh nasabah perorangan.

Melambatnya simpanan berjangka sejalan dengan tren penurunan suku bunga simpanan. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menetapkan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah di BPR sebesar 6,75%.

Adapun, tingkat bunga penjaminan untuk simpanan di bank umum sebesar 4,25% untuk rupiah dan 0,75% untuk valuta asing. Tingkat bunga penjaminan tersebut berlaku untuk periode 25 Februari 2021 sampai dengan 28 Mei 2021.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam temu stakeholder akhir Maret kemarin, menyampaikan LPS berupaya memberikan kontribusi semaksimal mungkin pada masa pandemi. Salah satu langkah yang dilakukan yakni ikut menjaga tingkat bunga penjaminan di level yang rendah untuk menekan cost of fund perbankan.

"Kebijakan kita sekarang adalah begitu bunga BI turun, kami turun secepatnya. Mungkin setelah sehari mereka turun kami turun atau seminggu setelah mereka turun. Jadi kami ikut semaksimal mungkin menekan cost of fund perbankan," katanya.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan dengan cost of fund yang rendah akan berdampak ke penurunan bunga kredit. Artinya, bank lebih leluasa untuk menurunkan suku bunga kreditnya.

"Ini bisa memancing masyarakat untuk kredit ke bank. Hanya saja, memang bank akan lebih ketat dalam menyalurkan kreditnya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper