Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. resmi meluncurkan aplikasinya pada hari ini, Kamis (15/4/2021).
Sebelum dirilis, pada Senin (12/4/2021) Bank Jago mengundang sejumlah wartawan untuk menjajal aplikasi.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar, Direktur Digital Banking Peter van Nieuwenhuizen, dan Komisaris Anika Faisal, mengajak media untuk menjelajahi fitur-fitur dalam aplikasi.
Lalu, seberapa menarik aplikasi tersebut? Seberapa mampu aplikasi ini memuaskan nasabahnya?
Setidaknya ada empat poin yang selalu disampaikan berulang oleh Kharim maupun Peter untuk menunjukkan perbedaan Jago dengan aplikasi lain. Faktor pembeda yang menurut keduanya merupakan added value Jago di market dan menjadi keunggulan kompetitif (competitive advantage).
Pertama, Jago App dirancang sebagai aplikasi yang bersifat personalized. Intinya, konsumen bisa mengotak atik tampilan, atau menggunakan fitur aplikasi, sesuai dengan karakter dan kebutuhannya sendiri.
Seperti memakai produk Apple (Iphone, Ipad), pengguna bisa menyesuaikan interface sesuka hati. Bisa dibilang ini terobosan baru dan unik.
Selama ini konsumen menerima begitu saja tampilan aplikasi dan fitur-fitur yang disodorkan bank. Nasabah seperti tidak diberi ruang berkreasi atau sekadar pilihan, untuk menikmati aplikasi sesuai keinginannya sendiri.
Aplikasi Jago menawarkan perbedaan dengan mengajak nasabah untuk ikut berkreasi. Kharim mengatakan perseroan selalu percaya bahwa konsumen itu unik dan memiliki kebutuhan dan karakter yang berbeda-beda.
Baca Juga : Bank Jago (ARTO) Siap Masuk Bisnis Syariah |
---|
"Itu sebabnya, kami merancang aplikasi Jago sebagai aplikasi personal yang bisa disesuaikan dengan karakter pengguna, mulai dari tampilannya interface [antar muka] hingga pilihan fitur. Kami ingin membawa menghadirkan pengalaman baru bagi konsumen dalam menikmati solusi keuangan digital kami dengan selalu memegang teguh prinsip customer centric,” kata Kharim.
Kedua, Jago App didesain sebagai aplikasi yang memampukan para penggunannya untuk memanfaatkan fitur secara bersama-sama untuk tujuan tertentu. Ini juga unik dan baru.
Menurut Peter, selama ini bank hanya mau berurusan dengan nasabah dalam konteks individual. Belum ada bank yang mau memafisilitasi dua orang nasabah individu atau lebih untuk memiliki semacam rekening bersama untuk tujuan tertentu.
“Aplikasi Jago memungkinkan hal tersebut bisa terwujud. Kami ingin nasabah bisa mengelola keuangan secara kolaboratif, bersama keluarga, teman, dan kolega,” kata Peter.
Banking hall Bank Jago/Istimewa
Bank Jago menawarkan pengelolaan uang secara kolaboratif dengan memperkenalkan fitur shared pocket atau kantong bersama.
Sebagai contoh, lima orang sahabat merencanakan liburan ke Bali akhir tahun. Mereka lalu bersepakat mengumpulkan dana secara rutin, setiap gajian. Masing masing menyetor Rp5 juta.
Jika menggunakan fasilitas bank yang individual oriented, kelima orang ini akan menunjuk salah satu di antara mereka sebagai koordinator. Dia lah yang buka rekening atas nama dirinya sendiri. Dia pula yang mengumpulkan, menagih secara rutin sekaligus membuat pencatatan.
Sementara sisanya hanya menyetor dana tanpa memilki akses ke rekening tersebut. Kalaupun bisa mengakses rekening, itu dengan cara sharing password yang berisiko tinggi.
Aplikasi Jago mengubah kebiasaan tersebut secara unik. Dengan memakai aplikasi Jago, lima orang ini cukup membuat kantong bersama. Mereka pun punya pilihan untuk selalu memonitor isi kantong bersama, kapan pun dan di manapun.
Mereka juga tidak perlu repot-repot transfer untuk mengumpulkan dana. Adopsi teknologi di Jago memungkinkan auto debet dari sesama pemilik rekening Jago.
“Fitur yang sama juga bisa digunakan untuk kegiatan arisan, tabungan pendidikan anak, dana liburan dan seterusnya. Dengan fitur pengelolaan uang secara kolaboratif ini, kami ingin nasabah merasakan experience berbank secara bersama. Berbank tanpa melupakan sisi sosial setiap nasabah,” kata Peter.
Ketiga, Jago App dirancang sebagai aplikasi yang tertanam dalam ekosistem digital. Tertanam dalam ekosistem ini maksudnya aplikasi Jago dapat terintegrasi dengan berbagai aplikasi milik platform digital lain yang berkolaborasi, baik digital ecosystem e-commerce, ride hiling, dan sebagainya.
Dalam bahasanya Anika Faisal, nasabah bisa menikmati atau mengakses layanan Jago melalui aplikasi milik ekosistem. “Untuk masuk ke Bank Jago, mereka bisa masuk dari pintu mana saja,” katanya.
Kolaborasi bank dengan ekosistem digital, dalam bentuk integrasi aplikasi, merupakan hal baru dan membawa konsep pelayanan bank ke level lebih tinggi. Bahkan, tidak berlebihan jika pencapaian ini akan menjadi milestone penting sejarah perjalanan industri perbankan.
Dampak yang dihasilkan seperti penemuan mesin dan kartu ATM puluhan tahun silam, signifikan dan fundamental.
Saat ini Bank Jago telah menjalin kemitraan strategis dengan Gojek, aplikasi layanan on-demand terdepan di ekosistem digital Indonesia, yang diumumkan Desember tahun lalu.
Kharim menjelaskan saat ini sejumlah integrasi produk menarik antara Jago dan Gojek telah berada di tahap lanjut. Produk Layanan ini akan tersedia dalam waktu singkat, setelah semua prosesnya rampung.
“Kami melihat kolaborasi dengan berbagai mitra digital ekosistem akan membawa kenyamanan bagi konsumen, sekaligus menghubungkan kembali ke konsep life centricity,” kata Kharim
Keempat, adopsi teknologi terkini. Menurut Peter, semua inovasi yang dihadirkan dalam Aplikasi Jago dapat terwujud berkat penggunaan teknologi mutakhir. Terutama kemampuan aplikasi Jago tertanam dan terintegrasi dalam ekosistem.
“Teknologi yang kami gunakan bukan hanya membuat kami menjadi lebih efisien. Lebih dari itu, teknologi kami juga compatible dengan teknologi yang dipakai oleh pelaku digital ecosystem. Pada konteks ini, kami menjadi lebih adaptif dan responsif terhadap setiap perubahan,” katanya.
Apakah empat poin penting ini benar benar menjadi pembeda dan mampu menjadi pijakan Bank Jago untuk melompat lebih tinggi? Pada akhirnya, Bank Jago hanya bisa berusaha. Kesan pertama mungkin sangat menggoda, selanjutnya konsumen yang memutuskan.