Tancap Gas di Awal Tahun, Kredit Konsolidasi Mandiri Tumbuh 9,10%

Mandiri optimistis perkembangan program vaksinasi covid-19 yang dikombinasikan dengan berbagai stimulus kebijakan pemerintah dan regulator, termasuk program bantuan sosial kepada masyarakat mampu membangkitkan perekonomian Indonesia dari tekanan dahsyat pandemi covid-19.
Paparan Kinerja Kuartal I Bank Mandiri/ dok. Bank Mandiri
Paparan Kinerja Kuartal I Bank Mandiri/ dok. Bank Mandiri

Bisnis.com, JAKARTA – Konsistensi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. untuk menggarap segmen bisnis secara sustain dan prudent agar bisa terus berkontribusi kepada ekonomi nasional.

Pada akhir Maret 2021, Mandiri mencatat pertumbuhan kredit konsolidasian yang solid di kisaran 9,1% secara yoy menjadi Rp984,8 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, salah satu kunci keberhasilan perseroan dalam membangkitkan kinerja pada awal tahun ini adalah dengan memperhatikan sektor unggulan di masing-masing wilayah yang masih memiliki prospek positif dan kualitas yang baik.

Secara bank only, penyaluran kredit hingga kuartal I/2021 mencapai Rp779,0 triliun, ditopang oleh segmen wholesale yang naik 0,18% yoy menjadi Rp513,9 triliun, serta segmen UMKM dengan pertumbuhan sebesar 3,22% yoy menjadi Rp92,1 triliun.

Pencapaian tersebut tetap memperhatikan kualitas pembiayaan sehingga rasio NPL konsolidasi terjaga di kisaran 3,15% dan rasio pencadangan terhadap NPL lebih dari 220%.

“Kami melihat laju pertumbuhan ini sebagai tanda positif mulai berdenyutnya sisi permintaan dunia usaha yang perlu terus dijaga dan bahkan diperkuat agar ekonomi Indonesia segera pulih. Oleh karena itu, kami tidak akan lengah dan terus waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” katanya.

Beberapa sektor ekonomi yang menjadi fokus penyaluran kredit segmen wholesale, antara lain sektor FMCG, perkebunan, dan konstruksi.  Sementara itu, outstanding portfolio KUR di sektor UMKM juga tumbuh 35,4% yoy menjadi Rp46,2 triliun, dimana Rp9,6 triliun disalurkan kepada 99.162 debitur dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Darmawan mengatakan, pihaknya optimistis perkembangan program vaksinasi covid-19 yang dikombinasikan dengan berbagai stimulus kebijakan pemerintah dan regulator, termasuk program bantuan sosial kepada masyarakat mampu membangkitkan perekonomian Indonesia dari tekanan dahsyat pandemi covid-19.

Adapun dari sisi penghimpunan DPK, Mandiri secara konsolidasi hingga kuartal I/2021 mencatatkan pertumbuhan DPK hingga 25,5% yoy menjadi Rp1.181,3 triliun, dengan komposisi dana murah yang meningkat menjadi 67,60% dari sebelumnya 64,13%.

DPK secara bank only juga mengalami peningkatan sebesar 15,6% yoy mencapai Rp947,8 triliun dengan CASA ratio sebesar 71,2%, terutama didorong oleh pertumbuhan giro yang mencapai 41,73% yoy menjadi Rp335,9 triliun.

“Keberhasilan kami memperbaiki komposisi dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund ytd [bank only] menjadi hanya 1,80%, turun tajam dari 2,83% pada Maret 2020,” katanya.

Dia menyebutkan, kenaikan DPK hingga menembus level Rp1.100 triliun dan kenaikan penyaluran kredit berkontribusi kepada pembentukan aset Mandiri secara konsolidasi hingga mencapai Rp1.584,1 triliun, meningkat 20% secara yoy.

“Kenaikan aset yang signifikan tersebut terutama didorong oleh keberhasilan proses merger Bank Syariah Mandiri dan dua bank syariah himbara lainnya menjadi Bank Syariah Indonesia dan menjadi entitas perusahaan anak Mandiri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper