Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri (BMRI) Optimistis Kredit Pulih pada Kuartal II/2021

Hal ini tercermin dari tingkat kepercayaan masyarakat yang mulai pulih pada Maret-April 2021, dipengaruhi beberapa faktor seperti menurunnya jumlah kasus Covid-19 harian serta perkembangan proses vaksinasi.
Karyawan melintas di dekat logo milik Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat logo milik Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. optimistis kredit perbankan membaik memasuki kuartal II/2021, didukung pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren perbaikan.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan memasuki kuartal II/2021, pertumbuhan ekonomi telah menunjukkan tren perbaikan. Hal ini tercermin dari tingkat kepercayaan masyarakat yang mulai pulih pada Maret-April 2021 yang dipengaruhi beberapa faktor seperti menurunnya jumlah kasus Covid-19 harian serta perkembangan proses vaksinasi.

Dia menjelaskan indeks keyakinan konsumen pada April 2021 untuk pertama kalinya dalam satu tahun terakhir menunjukkan bahwa ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi sudah optimis. Hal itu pula yang memicu terjadinya peningkatan belanja konsumen terutama pada periode menjelang perayaan Libur Lebaran 2021.

Di samping itu, Panji menambahkan kebijakan moneter juga masih akomodatif dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia (BI) juga telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (7DRR) ke level terendah sepanjang sejarah 3,5 persen untuk memicu pemulihan ekonomi.

Berbagai kebijakan stimulus fiskal, moneter dan makroprudensial juga telah dilakukan seperti pembebasan PPn di sektor otomotif, pelonggaran aturan Loan to Value Ratio (LTV) bagi perbankan untuk memacu pertumbuhan kredit.

Digitalisasi sektor pembayaran juga terus ditingkatkan untuk menunjang pola hidup kenormalan baru yang sangat bergantung pada sistem dan transaksi online. Melihat pertumbuhan yang semakin optimis, Panji menilai intermediasi perbankan akan membaik pada tahun ini, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.

"Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 4,4 persen, kami melihat pertumbuhan kredit akan membaik sekitar 5 persen," ujar Panji dalam Media Gathering Virtual Economic Outlook & Industri Kuartal II/2021, melalui siaran pers Rabu (19/5/2021).

Sebelumnya, kinerja Bank Mandiri pada kuartal I/2021 terus membaik dengan kualitas yang terjaga. Secara konsolidasi, total aset Bank Mandiri mengalami pertumbuhan yang tinggi, mencapai 20 persen secara yoy dengan kualitas yang terjaga. Kredit Bank Mandiri secara ending balance bertumbuh sebesar 9,1 persen yoy, sedangkan secara average balance, kredit tumbuh 8,1 persen yoy.

Di sisi lain, DPK tumbuh cukup tinggi mencapai 25,5 persen yoy, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK industri perbankan yang sebesar 9,5 persen yoy.

"Kami cukup optimis bahwa kinerja Bank Mandiri akan terus membaik di tahun 2021, didorong oleh perbaikan ekonomi nasional yang terus berlanjut dan juga perbaikan kinerja industri perbankan secara keseluruhan," terang Panji.

Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, pemulihan ekonomi sektoral juga sudah terlihat membaik. Beberapa sektor mulai terlihat pulih lebih cepat yaitu terkait kebutuhan pokok baik produksi, distribusi dan perdagangannya seperti industri makan dan minum, pendidikan, jasa kesehatan, air, listrik, informasi dan komunikasi.

Lebih lanjut, pihaknya memaparkan pemulihan ekonomi saat ini sudah bergerak ke sektor durable goods dan turunannya seperti industri manufaktur, angkutan darat dan logistik serta pertambangan.

"Di tahap akhir, pemulihan ekonomi terjadi di sektor angkutan udara, perhotelan dan properti untuk segmen menengah-atas," jelas Andry Asmoro dalam kesempatan yang sama.

Di samping itu, komoditas seperti CPO, batu bara, minyak mentah dan nikel, telah menjadi faktor penting yang membantu pemulihan perekonomian terutama di wilayah berbasiskan komoditas, seperti Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

"Harga-harga komoditas penting bagi Indonesia seperti CPO, batubara, minyak, dan nikel sudah tinggi. Ke depan, harga-harga komoditas secara rata-rata masih akan di level yang relatif tinggi dibandingkan tahun lalu" pungkas Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper