Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resmi! BPJS Ketenagakerjaan Gandeng SWF INA, Dongkrak Investasi Langsung,

Kerja sama investasi dengan skema penyertaan langsung dan co-invest ini berlangsung hingga dua tahun, dengan potensi nilai mendekati Rp25 triliun.
Penandatangan Nota Kesepahaman BPJS Ketenagakerjaan dengan INA/Bisnis-Aziz Rahardian
Penandatangan Nota Kesepahaman BPJS Ketenagakerjaan dengan INA/Bisnis-Aziz Rahardian

Bisnis.com, JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK resmi menggandeng sovereign wealth fund (SWF) asal Tanah Air, Indonesia Investment Authority (INA) untuk pengelolaan dana investasi penempatan langsung.

Direktur Utama BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo berharap kerja sama ini mampu memperdalam pengalaman pihaknya dalam direct investment, sekaligus berkontribusi bagi pembangunan nasional.

"Dana kelolaan kami mencapai Rp490 triliun per April 2021. Penempatan terbesar masih di SUN dan Obligasi. Dengan investasi langsung yang kami berikan, harapannya kami turut berkontribusi, punya dampak terhadap penciptaan lapangan kerja baru," ungkap Anggoro dalam sambutannya di acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BPJAMSOSTEK dengan INA Tentang Kerja Sama Investasi, Senin (24/5/2021).

Kerja sama investasi dengan skema penyertaan langsung dan co-invest ini berlangsung hingga dua tahun, dengan potensi nilai sebesar porsi maksimal alokasi BPJAMSOSTEK pada direct investment yang diizinkan undang-undang, yakni hingga 5 persen atau mendekati Rp25 triliun.

"Kami telah sampaikan kepada presiden, beliau sampaikan ini baik tapi tetaplah hati-hati. Terutama, agar dari 4 program yang kami miliki, peserta terus bisa mendapatkan manfaat yang semakin maksimal dan optimal," tambahnya.

Turut hadir, Ketua Dewan Direksi INA Ridha Wirakusumah mengungkap apresiasi karena di tengah umur SWF yang baru menginjak 68 hari, BPJAMSOSTEK telah memberikan kepercayaan yang besar.

INA nantinya akan menawarkan potensi investasi langsung yang sesuai dengan BPJAMSOSTEK. Adapun, dalam waktu dekat, INA masih akan fokus pada sektor pembangunan, health care, ekonomi digital, dan energi terbarukan.

"Tugas kami mengembangkan dana investasi, awalnya Rp75 triliun dititipkan pemerintah. Ke depan dengan kepercayaan berbagai pihak, bisa memberikan banyak manfaat kepada BUMN maupun non-BUMN kita di Indonesia, mampu menggelar proyek baru, menyelesaikan utangnya, maupun memperbaiki kinerja keuangannya," jelasnya.

Sekadar informasi, INA pun telah berprogres dalam membuat kendaraan investasi perdananya, tepatnya terkait platform investasi terkait infrastruktur jalan tol bersama beberapa pengelola dana pensiun besar bereputasi internasional.

Antara lain, pengelola dana pensiun asal Kanada Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), dana pensiun asal Belanda APG Asset Management (APG), dan seluruhnya anak perusahaan milik SWF Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), investasi dari platform pertama INA ini berpotensi memiliki kapasitas sekitar US$3,75 miliar atau Rp54 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper