Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa ketidakpastian di pasar keuangan global mulai menunjukkan penurunan.
Hal ini sejalan dengan kejelasan arah kebijakan the Fed, Bank Sentral Amerika Serikat, yang akomodatif dan berpandangan masih terlalu dini melakukan pengurangan stimulus kebijakan moneter atau tapering.
“The Fed masih melanjutkan pembelian surat-surat berharga sampai dengan terdapat perkembangan substansial inflasi dan tenaga kerja,” katanya dalan konferensi pers secara virtual, Kamis (17/6/2021).
Perry mengatakan perkembangan yang positif di pasar keuangan global tersebut akan berdampak pada kembali meningkatnya aliran masuk modal asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia, dan akan penguatan mata uang di berbagai negara.
BI mencatat, nilai tukar rupiah per 16 Juni 2021 mengalami penguatan sebesar 0,49 persen secara rerata dan 0,30 persen secara point-to-point dibandingkan dengan level Mei 2021.
Penguatan tersebut pun dikarenakan berlanjutnya aliran masuk modal asing dan menurunnya ketidakapstian pasar keuangan global.
Adapun pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 16 dan 17 Juni 2021, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5 persen.
Keputusan ini, kata Perry, konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, dan stabilitas nilai tukar rupiah yg terjaga dan memperkuat upaya pemulihan ekonomi.