Rekomendasi cut loss atau take profit itu tercantum dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II 2020. BPK menilai tata kelola investasi BPJS Ketenagakerjaan belum sepenuhnya memadai sehingga kehilangan kesempatan untuk memperoleh hasil pengembangan dana secara optimal, kemudian terdapat rekomendasi untuk melakukan penjualan.
"BPK merekomendasikan BPJS Ketenagakerjaan agar mempertimbangkan untuk melakukan take profit atau cut loss saham-saham yang tidak ditransaksikan antara lain saham SIMP, KRAS, GIAA, AALI, LSIP, dan ITMG," tertulis dalam IHPS II 2020.
Berdasarkan data Bloomberg, lima dari enam saham itu mengalami penurunan harga pada perdagangan Kamis (24/6/2021). Penurunan terjadi mulai dari -0,17% di saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) hingga -4% di saham PT PP London Sumatera Indonesia Tbk. (LSIP).
Adapun, saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tak bergerak karena dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Suspensi itu mulai berlaku pada 18 Juni 2021 sebagai akibat dari penundaan pembayaran kupon sukuk global bond.
Kinerja keenam saham itu cukup beragam jika dilihat secara tahun berjalan maupun secara tahunan. Terdapat saham yang mengalami turun secara tahun berjalan tapi tumbuh secara tahunan, tetapi ada pula yang terkoreksi saat dilihat dari kedua sisi.
Berikut kinerja per 24 Juni 2021 dari enam saham milik BPJS Ketenagakerjaan yang disebutkan BPK dalam IHPS II 2020:
Emiten | Harga Penutupan | Pergerakan | ytd | yoy |
AALI | 7.650 | -1,61% | -37,93% | -12,42% |
KRAS | 525 | -2,78% | 22,66% | 88,85% |
LSIP | 1.000 | -2,44% | -27,27% | 16,28% |
GIAA | 222 | (suspended) | -44,78% | -18,38% |
ITMG | 14.350 | -0,17% | 3,61% | 93,92% |
SIMP | 432 | -4,00% | 2,86% | 66,15% |
Saat ini Bisnis belum memperoleh informasi mengenai kondisi saham-saham tersebut di BPJS Ketenagakerjaan, apakah terdapat potensial gain atau unrealized loss. Keenam saham tersebut dapat memberikan cuan atau justru sedang merugi, karena rekomendasi yang diberikan BPK adalah cut loss atau take profit.
Bisnis memperoleh data tanggal pembelian pertama dari keenam saham tersebut oleh BPJS Ketenagakerjaan, yakni berlangsung dalam rentang waktu September 2008–Mei 2011. Sejak saat itu, harga keenam saham mengalami fluktuasi pergerakan dan rata-rata mengalami harga terendah pada kuartal I/2020, saat pandemi Covid-19 menghantam Indonesia.
Harga dari keenam saham itu dalam penutupan perdagangan hari ini, Kamis (24/6/2021) tercatat lebih rendah dibandingkan dengan harga pada saat BPJS Ketenagakerjaan melakukan pembelian. Meskipun begitu, tidak dapat dipastikan BPJS merugi karena harga perolehannya bisa jadi di atas harga saat ini karena terdapat transaksi yang terjadi setelahnya.
Berikut kinerja keenam saham milik BPJS Ketenagakerjaan dilihat secara historis dari pertama kali pembelian berlangsung:
Kinerja Saham sejak Pertama Dibeli BPJS Ketenagakerjaan | |||||||
Emiten | Harga 24 Juni 2021 | Waktu Pertama Pembelian | Harga pada Tanggal Beli | Harga rata-rata hingga saat ini | High | Low | Kapitalisasi Pasar saat ini |
AALI | 7.650 | 6 Sep 2008 | 15.197 | 16.800 | 28.276 | 4.290 | 14,72 triliun |
KRAS | 525 | 29 Okt 2010 | 803 | 544 | 1.267 | 124 | 10,16 triliun |
LSIP | 1.000 | 3 Apr 2011 | 2.325 | 1.628 | 3.125 | 1.628 | 6,82 triliun |
GIAA | 222 | 28 Jan 2011 | 743 | 432 | 764 | 150 | 5,75 triliun |
ITMG | 14.350 | 11 Mei 2010 | 36.450 | 24.145 | 56.800 | 4.730 | 16,21 triliun |
SIMP | 432 | 30 Mei 2011 | 1.100 | 669 | 1.450 | 177 | 6,83 triliun |
Berdasarkan dokumen yang diperoleh Bisnis, SIMP, KRAS, GIAA, AALI, LSIP, dan ITMG merupakan bagian dari 34 saham yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 25 saham masuk LQ45 dan 9 saham lainnya pernah berada dalam indeks tersebut ketika BPJS melakukan pembelian.
Dari enam saham yang disebutkan BPK dalam IHPS II 2020, hanya ITMG yang saat ini masih masuk indeks LQ45. Sementara itu, saham lainnya pertama dibeli saat masih tercatat masuk indeks.