Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) masih optimistis pembiayaan baru selama periode 2021 mampu tumbuh di atas 20 persen, kendati kondisi kasus infeksi Covid-19 di Indonesia kembali memanas.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengungkap hal ini menilik kebijakan pembatasan sosial dari pemerintah yang tetap menjaga keseimbangan antara ekonomi dan kesehatan, sehingga tidak semua daerah akan terkena dampak.
"Jadi, masih memungkinkan untuk mencapai angka tersebut. Memang ada gangguan dari pandemi, tapi harapan kami pemerintah bisa cepat mengatasi. Sampai sekarang kami masih optimistis dengan target awal," ujarnya dalam diskusi virtual bersama media, Kamis (1/7/2021).
Sekadar informasi, emiten berkode ADMF ini mencatatkan pembiayaan baru mencapai Rp18,6 triliun sepanjang 2020. Terbagi kredit sepeda motor baru & bekas Rp10,3 triliun, mobil baru & bekas Rp8 triliun, sisanya durables atau peralatan rumah tangga & elektronik, serta pembiayaan lain-lain.
Hafid menjelaskan ADMF pun telah mempersiapkan strategi dalam menghadapi potensi terhambatnya pertumbuhan akibat dampak pandemi dan pembatasan sosial, yaitu transformasi digital.
Salah satunya, dari sisi sentralisasi persetujuan kredit yang paperless, hubungan digital dengan dealer, serta pengembangan beberapa platform digital miliknya, yang mencakup di antaranya aplikasi rewards & costumer loyalty di Adiraku, layanan kredit multiguna dicicilaja.com, serta marketplace kendaraan bermotor Momotor dan Momobil.
"Jadi digitalisasi kami sudah maju merambah ke hubungan dengan costumer. Di mana Adiraku sudah diunduh sekitar 1 juta pengguna, dan mimpinya memang supaya mereka ke depan bisa mengajukan pembiayaan dengan satu klik saja. Pertama-tama ini buat nasabah eksisting terlebih dahulu untuk membuat mereka semakin nyaman," jelasnya.
Tahun ini, ADMF pun berencana terus mengembangkan berbagai platform digital tersebut agar menjadi channel pembiayaan baru yang lebih signifikan, seiring dengan tren tumbuhnya kebutuhan masyarakat akan layanan 'serba online' tanpa bertatap muka di era pandemi.
"Digitalisasi itu satu kesatuan dengan bisnis konvensional. Misalnya, dengan marketplace kami, dealer mobil bekas bisa mempromosikan barangnya ke Momobil dan terhubung langsung untuk pengajuan pembiayaannya ke kami. Fitur semua platform pun terus akan kami tambah dan kembangkan, dan rencananya akan ada integrasi buat platform digital yang kami punya," jelasnya.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menambahkan keadaan pandemi pada periode 2021 tidak separah tahun lalu, di mana ketidakpastian begitu tinggi sehingga industri pembiayaan kesulitan mempertahankan likuiditas.
"Sekarang kebutuhan likuiditas kita terjaga. Kondisi pendanaan kondusif, Adira Finance pun tidak melakukan restrukturisasi sama sekali kepada kreditur perbankan. Rating kita juga terjaga di AAA. Ke depan kami akan terus memastikan diverifikasi untuk mendapatkan cost of fund yang optimal, dan kami siap menghadapi semester II/2021," jelasnya.
Terkini, pembiayaan yang disalurkan ADMF 44 persen ditopang dengan fasilitas pembiayaan bersama induk usaha, PT Bank Danamon Tbk. Adapun, sisanya, 55 persen berasal dari pinjaman bank dalam atau luar negeri dan 45 persen dari penerbitan obligasi dan sukuk.