Bisnis.com, JAKARTA — PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia, perusahaan yang memiliki portofolio kuat dalam produk unit-linked, meluncurkan sejumlah produk asuransi tradisional selama pandemi Covid-19. Banyaknya pilihan proteksi dinilai menjadi penting untuk bisa memenuhi kebutuhan sebanyak mungkin nasabah.
Hal tersebut disampaikan oleh President Director Prudential Indonesia Jens Reisch dalam peluncuran produk teranyar PRUCerah, Kamis (8/7/2021). Produk tersebut merupakan asuransi jiwa syariah tradisional yang memberikan manfaat pendidikan bagi anak dan perlindungan jiwa orang tuanya.
PRUCerah merupakan satu dari sejumlah produk asuransi tradisional yang diluncurkan Prudential selama pandemi Covid-19. Sebelumnya, perseroan telah meluncurkan PRUWarisan yakni asuransi jiwa tradisional dengan manfaat warisan, lalu terdapat produk PRUCinta yang diluncurkan pada awal masa pandemi Covid-19 di Indonesia.
Jens menjelaskan bahwa pihaknya memang memiliki portofolio yang kuat dan besar dalam produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked. Berdasarkan catatan Bisnis, unit-linked memang mencakup sekitar tiga per empat dari total portofolio Prudential.
Meksipun begitu, kondisi pandemi membuat masyarakat semakin membutuhan proteksi sehingga perusahaan asuransi perlu menyediakan berbagai pilihan. Menurut Jens, hal itu turut berlaku dalam jenis produk asuransi, banyaknya pilihan membuat masyarakat dapat memilih apakah kebutuhannya merupakan asuransi tradisional atau unit-linked.
“Di tengah pandemi kita harus berinovasi. Kami harus benar-benar komplit, produk investasi [unit-linked], syariah, tradisional, harus ada, sehingga setiap nasabah ada pilihan. Karena ada perbedaan kebutuhan dari setiap nasabah dalam kondisi saat ini,” ujar Jens pada Kamis (8/7/2021).
Dia mennjelaskan bahwa pandemi Covid-19 yang mengancam kesehatan memang memberikan peluang besar bagi industri asuransi. Namun, di sisi lain terdapat tantangan besar dari turunnya daya beli masyarakat akibat tekanan ekonomi.
Menurut Jens, hal tersebut harus dipahami oleh perusahaan-perusahaan asuransi agar misi memproteksi sebanyak mungkin masyarakat dapat terus menunjukkan perkembangan. Seperti diketahui, penetrasi asuransi di Indonesia masih ada dalam tingkat yang rendah, baik dilihat perbandingannya terhadap jumlah penduduk maupun produk domestik bruto (PDB).
"Dalam kondisi pandemi ini produk [harus diupayakan] as affordable as possible. Kita memastikan everybody protected," ujar Jens.