Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) mengungkapkan produk asuransi unit-linked masih menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan premi Allianz Life.
Direktur Allianz Life Indonesia Hasinah Jusuf menuturkan hingga semester I/2025, sekitar 70% pendapatan premi perusahaannya berasal dari produk yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) tersebut.
“Meskipun porsi ini mengalami sedikit penurunan secara year on year [YoY], yaitu sebesar 74% per Juni 2024,” katanya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, alasan unit-linked masih digandrungi pemegang polis Allianz Life adalah karena kebutuhan perlindungan mereka beragam. Dia juga menilai kebutuhan pemegang polis terhadap keseluruhan produk asuransi tetaplah tinggi lantaran pendapatan premi (GWP) di perusahaannya tercatat tumbuh positif.
Berdasarkan laporan keuangan Allianz Life per semester I/2025, perusahaan mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp8,18 triliun, tumbuh 4,20% secara YoY dari Rp7,85 triliun.
Lebih jauh, dia berpendapat bahwa SEOJK Nomor 5/2022 tentang PAYDI bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi yang berkualitas. Selain itu, proses pemasaran yang lebih disesuaikan juga berguna untuk melindungi pemegang polis.
Baca Juga
“Sehingga nasabah yang membeli asuransi jiwa unit-linked bisa lebih tenang, karena baik dari fitur produk maupun proses pemasaran sudah disesuaikan dengan peraturan terbaru yang memang fokusnya adalah perlindungan nasabah,” tegas dia.
Dengan demikian, Hasinah optimistis bahwa minat masyarakat terhadap produk asuransi jiwa unit-linked masih terbilang baik. Perusahaannya juga berjanji akan terus menyediakan berbagai solusi untuk memenuhi perlindungan para pemegang polis.
“Unit-linked sendiri merupakan produk yang fleksibel dengan pilihan perlindungan yang komprehensif, sehingga menjadikan produk ini dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat karena memberikan manfaat yang lengkap dan menarik,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan bahwa premi unit-linked per semester I/2025 mencapai Rp32,4 triliun. Angka ini turun 11,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp36,68 triliun.
Penurunan tersebut sedikit mengalami perlambatan apabila dibandingkan dengan semester I/2024, ketika perolehan premi unit-linked turun 13,8% (year on year/YoY) dari Rp42,56 triliun.
Di sisi lain, perolehan premi asuransi tradisional per semester I/2025 mencapai Rp55,2 triliun, tumbuh 6,5% (YoY) dari Rp51,81 triliun. Laju pertumbuhannya memang tidak sebesar pada semester I/2024, ketika perolehan premi asuransi tradisional naik 18,6% (YoY) dari Rp43,68 triliun pada semester I/2023.