Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Oke Indonesia Tbk. berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (14/7/2021), setelah sahamnya menyentuh batas auto reject atas (ARA) di hari sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (13/7/2021), saham Bank Oke melompat 25 persen ke level Rp290. Namun hari ini, harga sahamnya anjlok 6,90 persen atau menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) ke level Rp270.
Penurunan harga saham Bank Oke menjadi yang terdalam setelah saham PT Bank Sinarmas Tbk. yang anjlok 6,97 persen.
Selama perdagangan bursa hari ini, saham DNAR ditransaksikan sebanyak 5.565 kali dengan volume saham yang diperdagangakan sebanyak 63,72 juta saham dan nilai transaksi Rp18,29 miliar. Di level harga itu, kapitalisasi pasarnya sebesar Rp3,12 triliun.
Meski saham DNAR hari ini dibanting hingga menyentuh ARB, tetapi dalam sepekan terakhir sahamnya sudah naik 25 persen.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai kenaikan harga saham bank mini masih dipengaruhi ekspektasi tinggi terhadap rencana bank-bank mini yang akan beralih ke bank digital.
"Ada fenomena ekspektasi tinggi terhadap aksi korporasi bank-bank kecil yang akan beralih ke digital banking. Bila tidak didukung dengan fundamental yang kuat, maka ini hanya euforia saja," katanya, Senin (12/7/2021).
Selain rencana transformasi ke bank digital, kata dia, belum ada sentimen lain yang kuat untuk mendorong harga saham bank. Apalagi kenaikan angka kasus Covid-19 yang terus mencatat rekor baru membuat kekhawatiran terganggunya pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
"Saya belum melihat ada berita yang dapat mendorong kenaikan harga saham perbankan karena ekonomi sedang masa pemulihan akibat pandemi Covid-19," imbuhnya.