Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) berkomitmen terus mengakomodasi permintaan restrukturisasi kendati pengajuannya sudah sangat kecil dan tidak signifikan.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli per Juni 2021, jumlah nasabah ADMF yang pinjamannya telah mendapatkan restrukturisasi ada sebanyak 831.000 kontrak atau sekitar Rp19 triliun, mewakili sekitar 36 persen dari piutang yang dikelola per Februari
2020.
"Dengan ekonomi yang mulai bergerak kembali setelah ketika itu namanya PSBB, kami lihat yang mendapat restrukturisasi hampir semua sudah mulai normal dan membayar cicilan. Sisa 10 persen saja mungkin yang masih membutuhkan," ujarnya, Jumat (30/7/2021).
Sebagai gambaran, pandemi mengakibatkan piutang pembiayaan yang dikelola ADMF per Juni 2021 masih tercatat menurun sebesar 18,1 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp41,3 triliun, disebabkan oleh rundown portfolio yang lebih tinggi.
Sekadar informasi, bagi perusahaan pembiayaan, restrukturisasi memang membantu mempertahankan portofolio dan memperbaiki indikator kualitas piutang pembiayaan.
Namun, sebagai gantinya, perusahaan harus siap dengan potensi arus kas tersendat. Selain itu, perusahaan pembiayaan yang berhati-hati biasanya tetap menambah pencadangan untuk mitigasi risiko atas kondisi para debitur restrukturisasi tersebut, sehingga porsi beban bakal meningkat.
Oleh sebab itu, tak jarang untuk mengakomodasi debitur yang kondisinya benar-benar tak mampu lagi meneruskan cicilan, perusahaan pembiayaan biasanya juga merekomendasikan untuk berhenti secara baik-baik.
"Untuk restrukturisasi yang baru, relatif sampai Juni 2021 itu kecil sekali. Hal ini merefleksikan juga perbaikan ekonomi di Indonesia, ketimbang tahun lalu. Tapi kalau ada permintaan, tentu kami layani," tambah Hafid.