Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Pertahankan Peringkat idAA+ Obligasi Mandiri Tunas Finance

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai PT Mandiri Tunas Finance mendapat dukungan dari fasilitas kredit yang kuat dan sokongan induk usaha.
Karyawan melayani nasabah di Kantor Mandiri Tunas Finance, Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di Kantor Mandiri Tunas Finance, Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAA+ untuk Obligasi Berkelanjutan III Tahap I/2016 Seri B senilai Rp100 miliar yang dirilis PT Mandiri Tunas Finance (MTF), yang akan jatuh tempo pada 7 Oktober 2021.

Pefindo menjelaskan peringkat dan outlook tersebut mencerminkan kesiapan MTF untuk melunasi obligasi tersebut. Perusahaan pembiayaan itu disebut didukung oleh fasilitas kredit sebesar Rp4,4 triliun pada akhir Mei 2021, dan rata-rata penerimaan angsuran bulanan atas piutang pembiayaan sekitar Rp2,1 triliun.

Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) ini dianggap sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek surat utang yang diterbitkannya.

MTF memiliki peringkat korporasi idAA+/stabil karena dukungan yang kuat dari induknya yang memiliki posisi bisnis yang kuat, serta likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang juga kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat profitabilitas dan kualitas aset yang moderat.

"Peringkat dapat dinaikkan jika MTF memperluas posisi bisnisnya secara substansial, sambil secara konsisten mempertahankan profil keuangannya yang kuat. Asalkan, disertai dengan kontribusi yang lebih besar bagi BMRI, dan peningkatan yang stabil pada kinerja profitabilitas dan kualitas aset," tulis Pefindo dalam keterangannya, dikutip Minggu (1/8/2021).

Tapi, peringkat ini juga dapat diturunkan jika ada penurunan material dalam dukungan dari induk, yang mungkin dipicu oleh penurunan kontribusi MTF kepada induk karena posisi bisnis yang lebih lemah, atau penurunan yang signifikan dan berkelanjutan pada profil profitabilitas dan kualitas aset.

Pada paruh pertama 2021, MTF membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 4,1 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp9,21 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,84 triliun. Adapun piutang pembiayaan tercatat senilai Rp39,65 triliun, terkontraksi 9,8 persen secara tahunan dari Rp43,97 triliun.

Di sisi laba bersih setelah pajak (NPAT), MTF mampu membalikkan kerugian Rp11,1 miliar pada Juni 2020 menjadi untung Rp101,4 miliar pada semester I/2021.

Selain dukungan dari induk, Pefindo menilai MTF juga menerapkan kriteria pembiayaan yang lebih ketat dan mengintensifkan upaya penagihan angsuran yang didukung oleh infrastruktur teknologi informasi yang kuat.

Hal ini diperkirakan dapat memitigasi potensi penurunan bisnis akibat proyeksi pertumbuhan penjualan otomotif nasional yang belum akan sepenuhnya pulih dalam jangka waktu menengah dan dapat mempengaruhi permintaan terhadap jasa pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper