Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending PT Tani Fund Madani Indonesia atau TaniFund, bagian startup agritech TaniHub Group mengincar posisi sebagai fintech penyedia permodalan sektor agri terdepan.
CEO TaniHub Group Pamitra Wineka memiliki visi bahwa TaniFund akan terus bergerak menciptakan dampak sosial melalui penyediaan akses permodalan dan pembinaan kepada petani, terutama memperkuat sisi hulu atau upstream sebagai misi untuk ikut berdampak positif kepada sektor pertanian Indonesia.
Sejak didirikan pada 2017 hingga kini, TaniFund telah menyalurkan pendanaan dari masyarakat sebesar Rp344 miliar kepada lebih dari 4.000 borrower, dari lebih dari 10.000 pendana (lender), baik individu maupun institusi.
Natalia Rialucky Marsudi, Chief Strategy Officer TaniHub Group, mengungkap bahwa pihaknya mengincar penyaluran pendanaan baru sebesar Rp700 miliar dalam waktu dekat.
Beberapa strateginya, yaitu mengundang lebih banyak lagi lender baru dan mendorong lender lama untuk meningkatkan pendanaan, memperluas ekspansi ke luar pulau Jawa, melakukan inovasi produk, dan memperkuat monitoring melalui advanced internal credit scoring.
"TaniFund ingin lebih luas lagi menciptakan dampak sosial dengan memberikan akses inklusi keuangan dan permodalan bagi petani serta pengusaha UMKM lokal melalui ekosistem kami," ujarnya, Jumat (10/9/2021).
Terlebih, TaniFund telah berhasil mendapatkan lisensi sebagai fintech P2P berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Agustus 2021 lalu. Lisensi resmi OJK pun diharapkan membuat para lender baru dan lama semakin mantap dengan kesiapan TaniFund dalam melakukan kurasi proyek-proyek pendanaannya.
"Para lender tetap harus menyadari bahwa tetap ada risiko pendanaan yang mereka akan tanggung, misalnya resiko telat bayar atau gagal bayar. Tapi untuk memitigasi risiko tersebut, TaniFund memiliki advanced credit scoring system, agronomist yang handal, kontrak dengan credit insurance, dan memenuhi berbagai arahan dari pihak regulator," tambahnya.
Ritchie Goenawan, CMO TaniHub Group & Head of TaniHub, mengungkap bahwa dengan merambah pasar internasional dan akan berekspansi ke beberapa daerah di Indonesia di tahun ini, service level ke ekosistem pertanian akan terus ditingkatkan.
Ke depan, TaniHub berupaya meningkatkan penjualan atau pertumbuhan bisnis dan memperkuat ekosistem, yaitu dengan terus menggencarkan promo dan paket menarik di B2C, serta mencari new buyer dan ceruk pasar yang baru di segmen B2B lewat memperbanyak kolaborasi.
"Kami terus memperbanyak stock keeping unit atau varian produk, sehingga kami dapat menjadi one stop solution untuk kebutuhan dapur, baik untuk rumah tangga maupun kebutuhan usaha. Saat ini sudah terdapat sekitar 2.000 SKU yang tersedia di TaniHub, baik untuk kategori produk segar maupun non-fresh atau groceries, seperti beras, minyak goreng, bumbu dapur, dan lain-lain," ungkapnya.
Terkhusus TaniFund, Ritchie mengungkap entitas grup akan fokus menambah proyek-proyek budidaya baru dan petani-petani binaan di daerah luar Jawa, serta menarik lender lebih banyak.
"Seiring dengan lisensi yang telah diberikan OJK, TaniFund turut meluncurkan produk baru yaitu pendanaan usaha mikro sektor makanan dan minuman. Hingga kini, mitra petani dan UMKM TaniFund sudah mencapai lebih dari 4.000, yang tersebar di pulau Jawa," tambahnya.