Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tegaskan Implementasi LCS Kurangi Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

Implementasi LCS, kerja sama transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal, akan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
Karyawan menunjukan uang rupiah di salah satu kantor cabang BRI Syariah di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menunjukan uang rupiah di salah satu kantor cabang BRI Syariah di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa implementasi Local Currency Settlement (LCS) merupakan salah satu upaya bank sentral untuk mempercepat pengembangan pasar, juga mengurangi volatilitas terhadap nilai tukar rupiah.

Destry mengatakan, penggunaan dolar Amerika Serikat (AS) dalam pembayaran perdagangan Indonesia selama ini sangat dominan, mencapai 94 persen untuk ekspor dan 83 persen untuk impor.

Namun demikian, share ekspor dan impor Indonesia dengan AS relatif kecil, di mana impor hanya sebesar 5 persen dan ekspor 10 persen.

Sementara, tren perdagangan Indonesia dengan negara mitra terus menunjukkan peningkatan, dari US$87 miliar per tahun pada 2015 menjadi US$110 miliar per tahun di 2020, dengan porsi terbesar dari China.

Demikian juga tren investasi langsung antara Indonesia dengan negara mitra terus meningkat, dari US$38 miliar per tahun di 2004 menjadi us56 miliar per tahun di 2019.

Sebagian besar transaksi tersebut masih menggunakan dolar AS, sehingga berdampak pada peningkatan permintaan terhadap dolar AS.

“Kenapa kita keluarkan LCS, karena kita tahu dominasi dolar AS terlalu tinggi, sementara ekonomi kita dengan negara mitra semakin meningkat,” katanya dalam acara Sosialisasi Local Currency Settlement secara virtual, Jumat (17/9/2021).

Destry menjelaskan, implementasi LCS, kerja sama transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal, akan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Dengan mendorong penggunaan uang lokal pada transaksi perdagangan dan investasi, maka resiliensi pasar keuangan, terutama Indonesia, akan meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper