Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatatkan nilai transaksi kanal digital hingga Juni 2021 sebesar Rp95,13 triliun.
Raihan tersebut didorong oleh jumlah pengguna mobile banking BSI yang telah mencapai 2,5 juta pengguna. BSI pun terus melakukan terobosan melalui berbagai inovasi digital, sebagai bagian dari langkah transformasi digital yang sudah dicanangkan sejak bank hasil penggabungan tiga bank syariah milik BUMN diresmikan pada 1 Februari 2021.
Terkait digitalisasi, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan untuk menjaga pertumbuhan ke depan pihaknya berkomitmen terus meningkatkan kapabilitas digital.
Misalnya saja, BSI telah meluncurkan inovasi digital untuk menghadirkan kemudahan layanan keuangan bagi nasabah dan masyarakat, termasuk membuka rekening secara online (digital onboarding) melalui fitur ‘Know Your Customer-Biometric’ di aplikasi BSI Mobile.
"Dengan fitur ini, calon nasabah BSI dapat membuka rekening tabungan dengan durasi kurang dari 5 menit, tentunya lebih cepat, mudah dan seamless," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (17/10/2021).
BSI juga berkomitmen untuk menghadirkan fitur-fitur baru lainnya di aplikasi BSI Mobile. Harapannya, layanan BSI Mobile menjadi lebih lengkap dan mendukung berbagai kebutuhan nasabah dan masyarakat di era digitalisasi.
Baca Juga
Melalui BSI Mobile, nasabah juga bisa menabung emas, gadai emas, membayar ZISWAF dan membeli hewan kurban. Bahkan, pengguna BSI Mobile dapat mengecek waktu sholat dan lokasi masjid terdekat. BSI berupaya mendampingi nasabah sebagai sahabat finansial, sosial, dan spiritual untuk memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi umat.
“Ini merupakan bentuk keseriusan Bank Syariah Indonesia dalam menjadikan BSI Mobile sebagai super apps untuk seluruh kebutuhan finansial nasabah, setelah sebelumnya inovasi pembukaan rekening online melalui fitur Know Your Customer–Biometric,” ujar Hery.
Selama masa PPKM, transaksi digital BSI pun mengalami peningkatan yang cukup pesat khususnya pada BSI Mobile. Periode Agustus 2021, transaksi BSI Mobile mencatatkan pertumbuhan sebesar 116,3 persen secara tahunan atau sebanyak 59,7 juta transaksi.
Sementara itu, Peneliti ekonomi syariah Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan selama ini digitalisasi masih menjadi pekerjaan rumah bagi perbankan syariah di Indonesia.
Hal ini karena digitalisasi membutuhkan infrastruktur IT yang mumpuni dengan dana investasi yang relatif tinggi. Namun, dengan terintegrasinya operasional BSI sebagai bank hasil penggabungan tiga bank syariah milik BUMN, tantangan tersebut akan lebih mudah diatasi.
“Pembangunan IT infrastruktur ini pun bukanlah hal yang murah. BSI harus terus melanjutkan pengembangan digital pasca integrasi. Masih banyak peluang pengembangan produk digital yang dapat dilakukan dalam menghadapi adopsi digital masyarakat yang makin kuat,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam waktu dekat seluruh jaringan Bank Syariah Indonesia ditargetkan sudah terintegrasi dengan single sistem atau one system. Proses integrasi dimaksud terdiri dari migrasi nasabah, layanan kartu ATM hingga layanan perbankan digital.
Menurut Fauziah, dengan rampungnya integrasi termasuk dalam hal digitalisasi, BSI memiliki potensi peningkatan kinerja sangat besar. Pengembangan layanan secara digital akan mampu memperluas pasar di kala pandemi di mana interaksi langsung dibatasi.