Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan laba Rp23,2 triliun sepanjang Januari hingga September 2021, atau tumbuh 15,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa perseroan mengapresiasi upaya dari pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Indonesia, serta mengakselerasi program vaksinasi pada masyarakat.
“Sehingga, aktivitas bisnis mulai menunjukkan pemulihan seiring dengan peningkatan mobilitas,” ujar Jahja dalam paparan kinerja BCA, Kamis (21/10/2021).
Perseroan mencatat bahwa penyaluran kredit baru naik 13,8 persen secara year-on-year (yoy), seiring dengan komitmen BCA dalam mendukung pemulihan ekonomi. Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 21,0 persen yoy.
Total kredit BCA tumbuh 4,1 persen yoy menjadi Rp605,9 triliun. Penempatan pada obligasi korporasi juga tumbuh positif 16,1 persen yoy. Secara keseluruhan, portofolio total kredit dan obligasi korporasi meningkat 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp630,2 triliun.
Pertumbuhan kredit ditopang oleh membaiknya permintaan pada segmen korporasi dan kredit pemilikan rumah (KPR). Kredit keduanya masing-masing tumbuh 7,1 persen dan 6,5 persen yoy, atau mencapai Rp269,9 triliun serta Rp95,1 triliun.
Pada periode yang sama, kredit komersial dan UKM mencatatkan kenaikan sebesar 1,5 persen yoy menjadi Rp185,4 triliun. Adapun, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) turun 7,6 persen yoy menjadi Rp35,6 triliun.
Saldo outstanding kartu kredit juga naik 1,2 persen yoy menjadi Rp13,9 triliun. Secara total, portofolio kredit konsumer membaik dengan catatan kenaikan 2,1 persen yoy atau menjadi Rp144,7 triliun.
Pada kuartal III/2021, total dana pihak ketiga naik 18,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp923,7 triliun, sehingga mendorong total aset tumbuh 16,5 persen yoy mencapai Rp1.169,3 triliun.
Seiring kokohnya serta kinerja outstanding kredit yang membaik, BCA mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih, yakni 3,3 persen YoY menjadi Rp42,2 triliun sepanjang Januari – September 2021.
Pendapatan selain bunga tercatat Rp15,5 triliun di periode yang sama, atau tumbuh 2,4 persen yoy. Kinerja positif pendapatan selain bunga ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 11,2 persen yoy menjadi Rp10,7 triliun. Secara total, pendapatan operasional tercatat Rp57,6 triliun atau naik 3,1 persen yoy.
Jahja menyebut laba bersih tumbuh 15,8 persen yoy menjadi Rp23,2 triliun, ditopang oleh penurunan biaya operasional dan biaya provisi kredit yang lebih rendah.