Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebagai salah satu mitra distribusi obligasi ritel seri ORI020 berhasil melampaui target penjualan sebelum masa penawaran berakhir.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan bahwa penjualan ORI020 di BMRI telah mencapai Rp1,97 triliun pada 19 Oktober 2021, atau dua hari sebelum masa penawaran berakhir.
“Realisasi tersebut melampaui target penjualan awal Bank Mandiri yang mencapai Rp1,5 triliun,” ujar Rudi kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (24/10/2021).
Meski begitu, lanjut Rudi, sesuai dengan ketentuan pemerintah, kuota penjualan ORI020 yang telah diterbitkan tidak dapat ditambahkan. Ini menyebabkan adanya oversubscribe cukup besar karena adanya dana jatuh tempo produk ORI015 yang juga menjadi potensi.
Dia menambahkan bahwa profil dari pembeli ORI di Bank Mandiri sebagian besar merupakan Gen X dan Baby Boomers sebesar Rp78,6 persen dari jumlah investor yang mencapai lebih dari 3.000 orang.
Rudi menyatakan bahwa faktor utama ORI020 laris diburu investor karena relatif tingginya kupon yamg diberikan. Oleh sebab itu, ORI menjadi lebih unggul jika dibandingkan dengan instrumen ritel lainnya.
Baca Juga
“Menurut hemat kami, masih relatif tingginya kupon yang diberikan, yakni sebesar 4,95 persen menjadi faktor utama ORI020 ini menjadi menarik dan unggul dari produk ritel lainnya,” ujarnya.
Chief of Retail & SME Business Bank Commonwealth Ivan Jaya menilai bahwa selain kupon yang cukup menarik, faktor penurunan tarif pajak atas bunga obligasi untuk investor domestik menjadi 10 persen juga menjadi daya tarik ORI020.
Menurutnya, sejumlah faktor tersebut telah membuat ORI020 relatif lebih menarik jika dibandingkan dengan instrumen dengan hasil pengembalian bersifat tetap, seperti deposito.
“Rata-rata deposito satu tahun memberikan bunga yang lebih rendah dengan tarif pajak yang lebih tinggi, sehingga, secara bersih ORI020 memberikan pengembalian investasi yang lebih menarik,” ujar Ivan.
Adapun, penjualan ORI020 di Bank Commonwealth telah mencapai target senilai Rp100 miliar sejak 18 Oktober atau tiga hari sebelum masa penawaran berakhir.
