Bisnis.com, JAKARTA – Polemik antara PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) dan PT Bangun Bumi Bersatu berlanjut dengan aksi saling gugat antara keduanya. MNC Bank lantas menunjuk Hotman Paris Hutapea sebagai kuasa hukum.
PT BBB diketahui telah menggugat PT Bank MNC Internasional Tbk., PT Harbin Perkasa, PT MNC Investama Tbk., dan PT Sapta Prima Talenta senilai Rp233 miliar. Gugatan itu diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bernomor 921/Pdt.G/2021/PN JKT.SEL.
Selain itu, PT BBB juga menggugat Hary Tanoesoedibjo, Ati Mulyani, dan Vestina Ria Kartika. Alasannya, MNC Bank diduga mengalihkan piutang proyek dari pinjaman yang digelontorkan tanpa sepengetahuan dan persetujuan PT BBB.
Hotman Paris menyatakan bahwa pihak MNC Bank akan menggugat balik PT BBB. Langkah hukum yang akan diambil adalah pembelaan secara perdata, menggugat PKPU, dan mengeksekusi agunan yang ada.
Hotman menuturkan PT BBB merupakan perusahaan kontraktor di bidang power plant. Perusahaan ini mendapatkan kucuran kredit dari MNC Bank senilai Rp51 miliar pada 2015. Namun, hingga jatuh tempo, PT BBB belum melunasi pokok dan bunga bernilai Rp61 miliar.
Dia menjelaskan pinjaman tahap pertama PT BBB ditujukan untuk membiayai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Cibareno dan Cikotok, Lebak, Banten. Adapun, kredit tahap kedua senilai Rp25 miliar baru bisa cair jika proyek itu sudah beroperasi secara komersial.
Baca Juga
“Kami punya bukti lengkap dokumen garansi sampai pencairan kredit. Dokumen garansinya ditandatangani Sujana Sulaeman sebagai penjamin sekaligus CEO PT BBB,” ujar Hotman Paris dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/10/2021).
Berdasarkan penelusuran Bisnis, tidak banyak informasi tentang PT BBB di internet, termasuk situs web resmi perusahaan. Satu-satunya informasi tentang perusahaan ini adalah lokasi kantor yang berada di Menara MTH, Tebet, Jakarta Selatan.
Special Asset Management (SAM) Group Head MNC Bank Yudhiarto menyebutkan bahwa saat mengajukan pinjaman, PT BBB menginformasikan mereka bergerak di bidang konstruksi dan memiliki proyek PLTA yang pembangunannya sempat terbengkalai.
