Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri (BMRI) Kucurkan Kredit Modal Kerja Rp297,4 Triliun per Oktober 2021

Kontributor utama pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) Bank Mandiri berasal dari sektor telekomunikasi, fast moving consumer goods (FMGC), serta perkebunan sawit dan CPO.
Karyawan melintas di dekat logo milik Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat logo milik Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan realisasi kredit modal kerja secara bank only mencapai Rp297,4 triliun sampai dengan Oktober 2021 atau berkontribusi 40 persen terhadap total kredit perseroan

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rudi As Aturridha mengatakan kontributor utama pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) berasal dari sektor telekomunikasi, fast moving consumer goods (FMGC), serta perkebunan sawit dan CPO.

Rudi berharap sampai dengan akhir tahun, KMK dapat tetap tumbuh dengan ditopang oleh sektor-sektor yang masih prospektif dan relatif tidak terdampak langsung oleh pandemi Covid-19, seperti telekomunikasi, FMGC, dan CPO.

"Hal ini mengingat perkembangan industri terkait dan kondisi debitur pada sektor-sektor tersebut hingga sembilan bulan pertama tahun ini relatif masih memiliki kinerja yang baik," ujar Rudi, Selasa (23/11/2021).

Selain itu, lanjutnya, dengan upaya pemerintah dan regulator untuk terus mendorong pemulihan ekonomi, Bank Mandiri optimistis ruang pertumbuhan masih terbuka.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad S. Badruddin mengatakan bahwa industri perkebunan sawit dan CPO menjadi sektor yang paling prospektif dengan kualitas baik. Sektor ini berkontribusi 10,7 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri, yakni Rp800 triliun.

Sektor tersebut juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2021. Kualitas kredit juga terjaga dengan non-performing loan atau NPL di angka 0,69 persen hingga kuartal III/2021.

“Jadi, kita lihat sendiri bahwa dengan dampak peningkatan demand dari komoditas sawit dan peningkatan harga komoditas sawit telah mendorong permintaan untuk kredit,” ujar Ahmad.

Berikutnya ada sektor jasa konstruksi infrastruktur yang menyumbang 6,4 persen dari total portofolio kredit dari emiten bank dengan sandi BMRI tersebut. Sektor ini tercatat tumbuh 22,4 persen yoy dengan NPL mencapai 0,62 persen.

Ahmad menuturkan penyaluran kredit ke sektor jasa konstruksi infrastruktur mampu berakselerasi hingga September 2021 karena didukung oleh peran pemerintah. Sepanjang tahun ini, pemerintah tercatat menaikkan anggaran infrastruktur hingga Rp414 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper