Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sepanjang 2010-2021 telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk penguatan permodalan dan peningkatan kapasitas usaha senilai Rp28,7 triliun. Rencananya, special mission vehicle milik Kementerian Keuangan ini akan menyalurkan Rp5 triliun PMN pada tahun ini.
“Bagi institusi, PMN telah membantu LPEI mampu mengakselerasi pembiayaan hingga Rp84 triliun, penjaminan termasuk PEN sebesar Rp13 triliun, asuransi Rp11 triliun, serta penciptaan eksportir baru dan 6 Program Desa Devisa dengan 27 desa binaan," Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso dalam rilis acara Penandatanganan Pernyataan Komitmen Penerima Investasi Pemerintah, Kamis malam (6/1/2022).
Bagi negara, lanjutnya, LPEI telah menghasilkan kontribusi PNBP untuk negara dengan total sebesar Rp1,4 triliun, keseluruhannya pada periode 2010 hingga 2021.
Selain itu, Rijani mengungkapkan atas pembiayaan yang yang disalurkan pada tahun 2021, LPEI memiliki development impact seperti peningkatan investasi 2,5 kali atau Rp212 Triliun, peningkatan PB sebesar 2,5 kali atau senilai Rp211 Triliun, kemudian peningkatan ekspor hingga 3,6 kali atau senilai Rp302 triliun, dan penyerapan tenaga kerja mencapai 51 orang per Rp1 Miliar pembiayaan yang disalurkan LPEI.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, LPEI akan terus mengoptimalkan PMN yang diterima untuk meningkatkan perekonomian negara melalui ekspor. Tahun 2022, LPEI rencananya akan kembali menyalurkan PMN sebesar Rp5 triliun kepada segmen UKM secara komersial dan Penugasan Khusus.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) telah menandatangani pernyataan komitmen penerima investasi pemerintah pada Rabu (5/1/2022). Penandatanganan komitmen ini disaksikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, Direktur Jenderal Kekayaan Negara dan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan.
Baca Juga
Rijani menegaskan LPEI akan secara maksimal menyalurkan PMN baik yang sifatnya komersial maupun Penugasan Khusus seperti PKE Kawasan, UKM, Trade Finance, alat Transportasi.
Sementara dari Jasa Konsultasi, LPEI akan menargetkan program kolaborasi rumah ekspor di 4 wilayah, yaitu Solo, Jakarta, Makassar dan Surabaya, 100 eksportir baru UKM dan 10 Program Klaster Desa Devisa baru.
"Tercapainya seluruh target ini tentu akan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam eksosistem ekspor,” ujarnya.