Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepanjang Desember 2021, Kebutuhan Kredit Korporasi Meningkat pada 3 Sektor Ini

Peningkatan pembiayaan atau kredit ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan pembiayaan korporasi Desember 2021 sebesar 17,4 persen, lebih tinggi dari SBT 14,8 persen pada November 2021.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam survei permintaan dan penawaran pembiayaan atau kredit perbankan melaporkan bahwa kebutuhan pembiayaan korporasi mengalami peningkatan pada Desember 2021 dibandingkan dengan November 2021.

Peningkatan ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan pembiayaan korporasi Desember 2021 sebesar 17,4 persen, lebih tinggi dari SBT 14,8 persen pada November 2021.

“Peningkatan tersebut terjadi pada beberapa sektor seperti sektor pertanian, reparasi mobil dan motor, serta penyediaan makanan dan minuman,” tulis BI dalam laporannya, Selasa (18/1/2022).

Peningkatan kebutuhan pembiayaan ini diperlukan untuk mendukung aktivitas operasional sebesar 81,7 persen, membayar kewajiban jatuh tempo sebesar 28,8 persen, mendukung pemulihan domestik 25 persen, dan aktivitas investasi 17,3 persen.

Adapun, 55,8 persen responden menyatakan kebutuhan pembiayaan mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik 9,6 persen, dan pinjaman/utang dari perusahaan induk 8,7 persen, yang ketiganya terindikasi meningkat pada Desember 2021.

Sementara, 8,7 persen responden menyatakan sumber pembiayaan berasal dari penambahan pinjaman perbankan dalam negeri. Angka tersebut tercatat melambat jika dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya.

Responden menyampaikan, pemilihan sumber pembiayaan utamanya dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana, biaya suku bunga yang lebih murah, dan optimalisasi fasilitas eksisting.

Responden memperkirakan, kebutuhan pembiayaan untuk 3 bulan mendatang atau Maret 2022 akan melambat, terindikasi dari SBT sebesar 20,2 persen, lebih rendah dari SBT 23,8 persen pada bulan sebelumnya.

Perlambatan kebutuhan pembiayaan disampaikan oleh responden pada sektor industri pengolahan dan informasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan oleh perkiraan masih lemahnya permintaan.

Di sisi lain, beberapa sektor yang kebutuhan pembiayaannya meningkat, yaitu transportasi dan pergudangan, jasa kesehatan, jasa keuangan, dan penyedia makanan minuman, terutama untuk mendukung aktivitas operasional, mendukung pemulihan permintaan, dan membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di-roll over.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper