Bisnis.com, JAKARTA--Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJamsostek membukukan hasil investasi senilai Rp35,36 triliun sepanjang 2021.
Realisasi hasil investasi BPJamsostek tersebut meningkat 9,37 persen secara year-on-year (yoy). Meski demikian, pencapaian masih di bawah target yang diharapkan atau baru mencapai 94,55 persen dari target hasil investasi di 2021.
"Hasil investasi tumbuh 9,37 persen atau Rp35,36 triliun di tahun lalu," ujar Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (20/1/2022).
Anggoro memerincikan penempatan dana mayoritas ditempatkan pada instrumen investasi pendapatan tetap.
"Komposisi investasi saat ini, 81,8 persen adalah di fixed income, 17,8 persen di equity based, dan kurang dari 1 persen di direct investment," tuturnya.
Adapun, BPJS Ketenagakerjaan mencatat realisasi fresh fund atau dana yang siap diinvestasikan periode Januari-Desember 2021 mengalami penurunan 4,35 persen dibandingkan tahun lalu, yakni menjadi Rp32,12 triliun.
Baca Juga
Menurut Anggoro, meski iuran yang dihimpun lembaganya naik 8 persen yoy menjadi Rp79,12 triliun di 2021, klaim yang dibayarkan juga meningkat 20,98 persen yoy menjadi Rp42,89 triliun. Hal inilah yang menyebabkan realisasi fresh fund di 2021 menurun.
"Namun, investasi yang dihasilkan mampu tumbuh Rp9,37 persen. Artinya, kami berusaha mengoptimalkan fresh fund yang lebih sedikit itu dengan return yang lebih baik," katanya.
Sementara itu, sampai dengan 31 Desember 2021, dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai Rp553,5 triliun atau tumbuh 13,64 persen yoy. Realisasi ini juga telah mencapai 102,05 persen dari target yang ditetapkan sepanjang tahun lalu.