Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Prediksi Kondisi Himpunan Dana Simpanan Bank di Tahun Macan Air

Bank Indonesia (BI) merilis Survei Perbankan pada Jumat (21/1/2022). Bagaimana proyeksi kondisi himpunan DPK perbankan tahun ini?
Karyawan menghitung uang pecahan Rp.100.000 di salah satu Bank yang ada di Jakarta, Senin (4/6). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung uang pecahan Rp.100.000 di salah satu Bank yang ada di Jakarta, Senin (4/6). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Dana pihak ketiga (DPK) perbankan diprediksi tetap meningkat pada tahun ini.

Hal tersebut tercermin dari hasil Survei Perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada Jumat (21/2/2022). Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan penghimpunan DPK pada tahun macan ini sebesar 93,8 persen.

Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan SBT 2021 yang sebesar 78,5 persen. "Optimisme terhadap proyeksi pertumbuhan DPK dipengaruhi oleh faktor kondisi likuiditas bank, serta meningkatnya fasilitas dan pelayanan jasa bank," demikian laporan Survei Perbankan BI.

Pada kuartal I/2022, penghimpunan DPK diprakirakan tumbuh positif meski tidak setinggi kuartal sebelumnya. Perlambatan ini sebagaimana terindikasi dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 17,4 persen, lebih rendah dibandingkan 78,5 persen pada kuartal IV/2021.

Pertumbuhan DPK diperkirakan terjadi pada seluruh jenis instrumen, dengan SBT tertinggi pada tabungan sebesar 87,0 persen, diikuti giro serta deposito masing-masing 18,8 persen dan 2,9 persen, meski capaian ketiganya melambat dibandingkan periode sebelumnya.

Sementara itu, responden survei memproyeksikan outstanding kredit pada 2022 dapat Menurut Survei Perbankan yang dipublikasikan oleh BI, Jumat (21/1/2022), responden memprakirakan outstanding kredit 2022 dapat tumbuh positif sebesar 8,7 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit 2021 sebesar 5,2 persen yoy.

“Responden menyampaikan bahwa prakiraan kinerja penyaluran kredit tahun 2022 didukung oleh optimisme terhadap kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit,” tulis laporan tersebut.

Kendati demikian, survei itu melihat bahwa laju penyaluran kredit baru pada kuartal I/2022 akan tumbuh melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan permintaan kredit baru yang melambat.

Pada pada kuartal I/2022, SBT prakiraan permintaan kredit baru akan menjadi 52,0 persen. Lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 87,0 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper