Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menargetkan dana pihak ketiga (DPK) akan tumbuh positif di tahun ini.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan strategi yang dilakukan perseroan untuk mencapai pertumbuhan tersebut, yakni dengan mendorong dana murah melalui peningkatan transaksi di platform ekosistem digital BRI.
Selain itu, Aestika menjelaskan BRI akan terus agresif dalam melakukan akuisisi merchant. Lebih lanjut, BRI juga akan terus mengoptimalisasikan program-program umbrella campaign, seperti BritAma FSTVL dan Panen Hadiah Simpedes.
Adapun, BRI menargetkan rasio CASA atau current account saving account yang berupa simpanan dalam bentuk giro dan tabungan sebesar 65 persen dibandingkan total simpanan perseroan.
“Akselerasi target CASA selaras dengan arah pengembangan perseroan untuk terus menekan Cost of Fund [COF],” ujar Aestika saat dihubungi Bisnis, Senin (10/1/2022).
Jika menilik laporan keuangan hingga kuartal III/2021 dari sisi liabilitas, bank dengan kode emiten BBRI ini mencatat DPK tumbuh positif menjadi Rp1.135,31 triliun.
Baca Juga
Adapun, tabungan mendominasi DPK dengan total Rp470,16 triliun yang tumbuh 7,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Dengan demikian, proporsi dana murah (CASA) BRI turut merangkak naik 59,60 persen pada akhir kuartal III/2021 atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2020, yakni 59,02 persen.
Solidnya kinerja penyaluran kredit dan pendanaan membuat aset BBRI per kuartal III/2021 tercatat mencapai Rp1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen yoy.