Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KoinWorks Seriusi Jadi Solusi Bisnis, Rangkul UKM Punya Rekening Neobank

Mengembangkan fitur neobank merupakan upaya ikut berperan bagi kesuksesan bisnis para borrower UKM.
Logo KoinWorks.
Logo KoinWorks.

Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending klaster produktif PT Lunaria Annua Teknologi atau KoinWorks membidik para peminjam (borrower) aktif mulai menggunakan layanan neobank pada tahun ini.

Sebagai informasi, fitur teranyar bertajuk KoinWorks NEO ini merupakan hasil kolaborasi dengan Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna). Bertujuan mengatasi hambatan usaha para UKM, salah satunya tidak bisa memanfaatkan rekening perbankan khusus bisnis.

CEO & Co-founder PT Lunaria Annua Teknologi atau KoinWorks Benedicto Haryono menjelaskan bahwa sebagai platform P2P lending, ikut berperan mensukseskan usaha para borrower otomatis turut berdampak positif buat pertumbuhan pendana (lender) dan mempertahankan kepercayaan mereka.

Terlebih, KoinWorks sendiri berupaya membangun reputasi sebagai fintech yang tak sekadar memberikan imbal hasil jumbo buat para lender, namun menjadi platform super financial apps yang memberikan kesempatan semua pihak untuk ikut berperan memajukan iklim bisnis UKM di Indonesia.

"KoinWorks masih memegang prinsip bahwa UKM yang mengakses layanan kami harus semakin sukses dan tumbuh. Jadi, solusi di bidang permodalan saja tidak cukup, kami ingin masuk lebih dalam untuk menyelesaikan masalah-masalah lain yang tengah dihadapi para borrower," ujarnya dalam kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia, Selasa (25/1/2022).

KoinWorks sebelumnya melihat fenomena banyaknya borrower yang masih kesulitan dalam hal pencatatan keuangan karena tidak memiliki rekening bank khusus. Sehingga UKM kerepotan dan kurang fokus kepada hal-hal prioritas untuk pengembangan bisnis, seperti pemasaran, riset pasar, development produk baru, serta merencanakan ekspansi bisnis.

Platform yang juga tercatat sebagai penyelenggara aggregator lewat PT Sejahtera Lunaria Annua ini pun menyadari bahwa layanan neobank juga menjadi jalan ekspansi bisnis, agar KoinWorks tidak terpaku pada bisnis pembiayaan semata.

Ben menjelaskan KoinWorks NEO tengah memasuki masa beta testing dan rencananya resmi meluncur pada semester I/2022. Sekitar 15.000 borrower yang masih berstatus aktif sebagai peminjam, tergolong unbank atau underbank, serta telah terbiasa dengan layanan digital, tengah dibidik sebagai pengguna awal layanan baru ini.

"Kami sadar kebutuhan borrower akan akses pinjaman itu tidak datang setiap saat. Tapi kebutuhan akan payment, invoicing, budgeting, taxation, sampai kebutuhan analisis bisnis, itu bisa muncul setiap hari. Oleh karena itu, layanan ini diharapkan membuat mereka bertahan di KoinWorks, karena mendapat kemudahan soal financial management," tambah Ben.

Sebagai gambaran, KoinWorks telah memiliki 1,5 juta pengguna dan menyalurkan pinjaman Rp8,15 triliun sejak berdiri sampai akhir tahun lalu. Sebanyak Rp4,68 triliun di antaranya merupakan kontribusi sepanjang 2021, dengan tingkat gagal bayar (NPL/TWP90) mampu dipertahankan di 1,3 persen.

KoinWorks baru saja merampungkan putaran pendanaan terbarunya di Seri C sejumlah US$108 juta atau setara dengan Rp1,6 triliun, terbagi dalam ekuitas senilai US$43 juta dan debt capital senilai US$65 juta.

Putaran pendanaan terbaru ini dipimpin oleh modal ventura bagian Grup Telkom, MDI Ventures, bersama investor lain yang terlibat, di antaranya Quona Capital, Triodos Investment Management, Saison Capital, ACV, dan East Ventures.

Ben mengungkap pihaknya akan memanfaatkan guyuran pendanaan terbaru ini untuk mengoptimalkan layanan anyar, termasuk fitur neobank, serta pengembangan marketplace aplikasi terintegrasi seperti software akuntansi buat UKM, point of sales (POS) alias kasir digital, sistem manajemen SDM (HRMS) untuk UKM, dan aplikasi budgeting.

Selain itu, apabila sebelumnya KoinWorks identik dengan borrower yang bergiat sebagai 'pelapak' di platform dagang-el, lewat pendanaan ini platform akan mulai membidik perluasan ke borrower UKM yang bergerak di sektor agrikultur, perikanan, serta UKM yang membutuhkan produk supply chain financing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper