Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial urun dana (equity & securities crowdfunding) harus memperkuat peran edukasi, untuk merangkul lebih banyak masyarakat menjadi investor alias pemodal yang memiliki literasi mumpuni soal fintech.
Co-Founder sekaligus Chief Product & Marketing Officer PT Crowddana Teknologi Indonusa (CrowdDana) Stevanus Iskandar Halim menggambarkan edukasi lewat berbagai kanal juga penting agar masyarakat tak takut untuk mulai mencoba berinvestasi via platform urun dana.
"Kalau secara awareness, tentu fintech urun dana yang paling muda masih kalah dengan fintech penyedia instrumen investasi lainnya, seperti saham, reksa dana, dan P2P lending yang juga tempat alternatif investasi. Jadi upaya kampanye perkenalan [suatu platform] sebagai bagian industri fintech urun dana secara umum itu masih harus terus dilakukan," ujarnya kepada Bisnis, Senin (24/1/2022).
Sebagai informasi, platform urun dana yang berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertugas melayani penerbitan saham dari bisnis para UMKM atau usaha rintisan (startup) yang disebut 'penerbit'. Saham kemudian ditawarkan ke masyarakat yang disebut investor atau pemodal.
Setelah itu, pemodal akan menerima imbalan dalam bentuk kepemilikan saham dari bisnis para penerbit tersebut. Pemodal pun berhak memperoleh pembagian dividen dari keuntungan usaha bisnis tersebut dalam periode waktu tertentu sesuai perjanjian.
Pada tahun ini, Stevanus bisa memastikan akan lebih banyak lagi masyarakat yang penasaran dan ingin mencari tahu lebih banyak tentang fintech urun dana. Oleh sebab itu, peningkatan literasi diperlukan agar mereka semakin paham kelebihan, kekurangan, dan risiko menjadi pemodal di fintech urun dana.
Baca Juga
Buktinya, konten CrowdDana di salah satu media sosial tentang edukasi bahwa masyarakat bisa memiliki bisnis pompa bensin mini dengan modal awal hanya Rp1 juta via CrowdDana, sempat viral dan akhirnya berhasil meningkatkan jumlah pengguna.
"Sejak 2020 kami beroperasi, pertengahan 2021 baru mencapai 20.000 pengguna. Setelah kampanye kami ramai di media sosial, tembus 73.000 di akhir 2021, di mana yang aktif melakukan investasi sekarang sudah 2.500 pemodal. Hanya 6 bulan bisa tumbuh signifikan. Artinya, konsep platform urun dana sebenarnya diterima dan mengena di hati masyarakat," tambahnya.
Pada tahun ini, Stevanus berharap edukasi bukan hanya sanggup menambah pengguna baru, tetapi juga bisa merangsang pengguna yang masih pikir-pikir dan belum aktif melakukan investasi untuk mulai melakukan transaksi urun dana dalam waktu dekat.
Sepanjang 2021, CrowdDana sendiri telah merealisasikan penerbitan bisnis 9 UMKM dengan nominal penggalangan dana Rp17 miliar. Dividen yang berhasil dibagikan seluruh penerbit ke para investornya sepanjang 2021 mencapai Rp625 juta.
CrowdDana sebelumnya dikenal fokus mengakomodasi penerbit UMKM di sektor properti, terutama proyek kos-kosan. Namun, sejak awal 2021, platform mulai terbuka kepada bisnis F&B, pompa bensin mini, sampai proyek budidaya jagung.
Terbaru, di awal 2022 ini platform merampungkan penggalangan dana bisnis restoran Korea senilai Rp1,8 miliar. CrowdDana juga tengah membuka open investment bisnis restoran barbeque di Tangerang dengan total penggalangan dana Rp420 juta dan bisnis SPBU Pertashop di Sumatra senilai Rp1,5 miliar.