Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Indomobil Finance Indonesia bagian dari PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) masih memprioritaskan kualitas aset, lewat strategi penyaluran pembiayaan yang konservatif dan terukur.
Hal ini diungkap Gunawan Effendi, Vice President Director IMJS sekaligus Vice Chairman of Executive Board Indomobil Finance menanggapi potensi moncernya segmen pembiayaan penolong kinerja sepanjang 2021, yaitu sewa pembiayaan di sektor alat berat.
"Tahun ini kami masih tidak terlalu agresif mencari debitur baru buat alat berat. Konsentrasi masih pada eksisting debitur yang sudah teruji rekam jejak pembayaran sewa-belinya," ujarnya kepada Bisnis, Senin (31/1/2022).
Namun demikian, Gunawan mengaku tak menutup kemungkinan mengakomodasi debitur baru, asalkan punya track record jelas dan memiliki pemberi kerja atau payor yang kredibel.
Alasannya, moncernya pembiayaan alat berat setahun belakangan sampai sekarang merupakan dampak dari lonjakan harga komoditas di sektor tambang dan perkebunan, yang notabene rentan terhadap gejolak dari kebijakan antarnegara.
"Apalagi ada potensi fluktuasi harga mineral. Pengaruh dari kebijakan eksternal juga menjadi salah satu pertimbangan dan mitigasi resiko kami," tambahnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, IMFI memiliki keuntungan strategis karena Grup Indomobil selain menjadi agen pemegang merek (APM) kendaraan roda empat, juga menjadi pemegang brand alat berat dan truk, serta memiliki anak usaha yang bergiat di bisnis komoditas.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan IMJS pada kuartal III/2021, Indomobil Finance sebagai penyumbang aset terbesar buat entitas grup berhasil mencatatkan perbaikan total aset ke Rp13,89 triliun dari sebelumnya Rp13,56 triliun pada tutup buku 2020.
Piutang pembiayaan konsumen neto Indomobil Finance yang didominasi kredit mobil naik dari Rp4,09 triliun ke Rp4,33 triliun. Sementara itu, piutang sewa pembiayaan neto yang didominasi kredit alat berat dan kendaraan operasional korporasi juga naik dari Rp7,64 triliun ke Rp7,83 triliun. Terakhir, anjak piutang neto naik dari Rp57,56 miliar ke Rp182,68 miliar.
Kenaikan pembiayaan konsumen dan anjak piutang IMFI banyak disumbang oleh pihak ketiga alias debitur di luar grup Indomobil. Sebaliknya, kenaikan nilai sewa pembiayaan IMFI paling signifikan tertolong oleh pihak berelasi.
Sewa pembiayaan ini, antara lain untuk pembiayaan ke dealer Hino, Nissan, dan Volkswagen di bawah naungan Indomobil. Adapun, sewa pembiayaan alat berat kepada pihak berelasi, tercatat ke perusahaan kontraktor Prima Sarana Gemilang, perusahaan penyedia permesinan di sektor perkebunan dan kehutanan Prima Sarana Mustika, dan distributor alat berat Indo Traktor Utama.