Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan kondisi likuiditas perbankan per Desember 2021 tetap longgar.
Hal ini tercermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni mencapai 35,12 persen serta pertumbuhan DPK tercatat meningkat sebesar 12,21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Selain itu, Perry menuturkan bahwa likuiditas perekonomian juga mengalami meningkat. Di mana, hal ini tercermin pada uang beredar dalam arti sempit M1 dan dalam arti luas M2 pada Desember 2021 yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 17,9 persen yoy dan 13,9 persen yoy.
“Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh berlanjutnya ekspansi fiskal dan peningkatan kredit perbankan,” kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) secara virtual, Kamis (10/2/2022).
Perry melanjutkan suku bunga perbankan terus mengalami penurunan. Penurunan ini didukung oleh beberapa indikator, seperti suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah, likuiditas yang longgar, dan persepsi risiko yang membaik.
Di pasar uang dan pasar dana, Perry menuturkan suku bunga uang antarbank (PUAB) overnight dan suku bunga satu bulan di perbankan juga telah mengalami penurunan, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) dan 131 bps sejak Desember 2020 menjadi 2,79 persen dan 2,96 persen masing-masing pada Desember 2021.
Adapun, di pasar kredit, suku bunga kredit baru melanjutkan tren penurunan sejalan dengan penurunan harga pokok dana atau cost of fund (CoF).
“BI memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit perbankan, termasuk melalui penurunan suku bunga kredit tetap dapat terus ditingkatkan, untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.