Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA (BBCA) Olah Limbah Kartu jadi Paving Block

Hal ini berangkat dari adanya pergantian chip untuk seluruh kartu BCA, kartu yang tertelan mesin ATM, dan kartu rusak atau hilang menjadi landasan perseroan untuk memulai inisiatif pengelolaan limbah kartu menjadi paving block.
Kartu Debit BCA. /BCA
Kartu Debit BCA. /BCA

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membuat gebrakan baru dengan mengolah limbah kartu plastik menjadi paving block atau bata beton pada 2021.

Hal ini berangkat dari adanya pergantian chip untuk seluruh kartu BCA, kartu yang tertelan mesin ATM, dan kartu rusak atau hilang menjadi landasan perseroan untuk memulai inisiatif pengelolaan limbah kartu menjadi paving block.

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan inisiatif daur ulang kartu ini terkumpul sebanyak 938 kilogram. Di mana, limbah kartu tersebut didaur ulang menjadi paving block yang digunakan di gedung BCA. Menariknya, tak ada satu pun komponen yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

“Kartunya mau diapakan? Di sinilah tahun lalu terpikirkan cukup banyak kalau kartu ini dikumpulkan untuk didaur ulang, ternyata beratnya hampir 1.000 kilogram dari seluruh Indonesia kita kumpulkan pada akhirnya menjadi campuran dan menjadi paving block,” kata Vera dalam acara Bisnis Indonesia Green Economy Outlook 2022 secara virtual, Selasa (22/2/2022).

Vera menyampaikan limbah yang didaur ulang bukan hanya kartu debit, melainkan juga kartu kredit. Nasabah tak perlu khawatir, emiten bank bersandi BBCA ini selalu memperhatikan keamanan data privasi nasabah dengan melakukan penyegelan.

Setelah melewati proses insinerator limbah kartu di recycle menjadi fly ash sebagai bahan campuran pencetakan paving block. Lebih lanjut, proses pencetakan paving block dengan bahan campuran dari fly ash. Sementara itu, paving block hasil daur ulang limbah kartu BCA digunakan di area parkir gedung cabang BCA.

Selain limbah kartu yang didaur ulang, BCA juga mendaur ulang mesin EDC (Electronic Data Capture) dengan berat 4,4 ton yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Dari 4,4 ton itu, hanya tersisa 5 persen komponen yang berakhir di TPA.

Adapun inisiatif yang dilakukan BBCA, yakni mengolah sampah non-organik sebanyak 7,4 ton sampah dari 4 kantor pusat yang didaur ulang.

“Bank memang bukan perusahaan manufaktur, tapi dalam mendukung kegiatan operasional sehari-hari selalu juga ada waste,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper