Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Leasing Siapkan Strategi Jaga Bunga Kredit Kendaraan di 2022

Beberapa pemain mengaku telah mengantisipasi potensi naiknya suku bunga pinjaman perbankan, dengan harapan bisa tetap menawarkan bunga kredit kendaraan kompetitif kepada para konsumen.
Multifinance/Istimewa
Multifinance/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemain industri pembiayaan (multifinance/leasing) mengaku telah siap menghadapi ancaman tren kenaikan suku bunga acuan yang berpeluang membuat biaya dana dari pinjaman perbankan semakin mahal.

Beberapa pemain mengaku telah mengantisipasi fenomena tersebut lewat strategi diversifikasi sumber pendanaan, salah satunya lewat penerbitan surat utang. Apabila cost of fund bisa ditekan di tengah tren kenaikan suku bunga bank, harapannya pengenaan bunga kredit yang ditawarkan ke konsumen masih bisa bersaing dengan para kompetitor.

Hal ini salah satunya diungkap Gunawan Effendi, Vice President Director PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) sekaligus Vice Chairman of Executive Board PT Indomobil Finance Indonesia.

Menurutnya, penawaran bunga yang kompetitif kepada calon konsumen merupakan modal utama para pemain leasing di tengah periode ini, dengan harapan tak ketinggalan momentum meningkatnya penjualan kendaraan.

"Sejauh ini cost of fund masih bisa stabil, karena porsi pendanaan kami di tahun ini rencananya dari obligasi dengan pinjaman bank bisa sekitar 50:50. Lagipula, keduanya sedang sama-sama antusias terhadap prospek leasing, sehingga kami jadi bisa memilih mana yang lebih murah," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (16/3/2022).

Indomobil Finance pun baru saja menawarkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III Tahun 2022 dengan jumlah pokok sebesar Rp1,74 triliun, bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi IV dengan target penghimpunan dana Rp4 triliun.

Gunawan mengungkap bahwa keberhasilan penerbitan kali ini membuktikan tingginya animo investor pemegang obligasi yang optimistis bahwa prospek bisnis industri pembiayaan akan moncer di tahun ini.

"Ketika bookbuilding obligasi IV tahap III ini, dari target penerbitan Rp750 miliar, ternyata demand-nya mencapai lebih dari Rp3,1 triliun. Akhirnya, Rp1,7 triliun memaksimalkan kuota PUB IV, karena sudah ada penerbitan tahap I dan II totalnya Rp2,3 triliun. Intinya, penerbitan obligasi bisa diandalkan, seiring minat investor yang masih tinggi," tambahnya.

Selain Indomobil Finance, tercatat beberapa pemain multifinance menjadwalkan periode penawaran umum obligasi dan sukuk pada Maret 2022. Di antaranya, PT Federal International Finance dengan jumlah pokok sebesar Rp2 triliun, PT Maybank Indonesia Finance sebesar Rp800 miliar, PT Adira Finance senilai total Rp2 triliun, PT Astra Sedaya Finance sebesar Rp3 triliun, dan PT Bussan Auto Finance sebesar Rp775 miliar.

Adapun sampai dengan pekan ke-4 Februari 2022, statistik pasar modal OJK mencatat tiga pemain multifinance telah menyelesaikan penerbitan surat utang. Seperti, PT Sinar Mas Multifinance dengan nilai emisi sebesar Rp559,20 miliar, PT Mandiri Tunasi Finance sebesar Rp1,23 triliun, dan PT Toyota Astra Financial Services sebesar Rp1,5 triliun.

Sementara itu, leasing anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) justru menerapkan strategi berbeda karena secara penuh mengandalkan sumber pendanaan dari pinjaman bank.

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menjelaskan biasanya bunga kredit leasing terafiliasi perbankan baru akan disesuaikan beberapa waktu kemudian setelah suku bunga bank terkait resmi naik.

"Pendanaan kami 75 persen porsinya joint financing dengan BCA, sisanya terbagi dari modal sendiri dan pinjaman bank lain. Jadi sejauh BCA belum ada kenaikan, bunga yang kami kenakan ke konsumen berubah," jelasnya.

Leasing anak usaha PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PaninBank/PNBN) tampak sepakat. Direktur Utama PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) Harjanto Tjitohardjojo melihat bahwa penyesuaian suku bunga sebenarnya tidak terlalu signifikan, namun akan berdampak ke konsumen baru.

"Saya dengar infonya memang akan ada kenaikan suku bunga bank namun tidak terlalu signifikan. Kami sebagian besar dari joint financing dengan induk, sehingga bunga kami rasanya masih bisa bertahan dan mungkin baru berdampak ke konsumen-konsumen baru beberapa bulan mendatang," jelasnya.

Terakhir, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) justru memilih strategi memberikan bunga spesial sebelum adanya potensi kenaikan suku bunga acuan. Bunga rendah ini juga sejalan dengan harga otomotif yang potongan harganya masih maksimal, karena pengenaan insentif pajak barang mewah (PPnBM) baru akan dikurangi secara bertahap mulai kuartal II/2022.

"Jadi di Maret ini justru kami tengah menawarkan bunga spesial mulai 2,38 persen untuk tenor 1 tahun. Ini untuk ikut memeriahkan kebijakan insentif PPnBM. Kemungkinan naik masih kami lihat di awal April, semoga saja masih bisa kami pertahankan. Karena menjelang lebaran, biasanya ada momentum kenaikan permintaan mobil baru," ungkap Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis kepada Bisnis.

Sebagai gambaran, MTF tahun ini bakal mengandalkan 30 persen kebutuhan pendanaannya dari penerbitan obligasi, sementara 70 persen dari pinjaman bank, sudah termasuk joint financing bersama induk usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper