Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh! OJK Catat Profitabilitas Bank Menyusut per Februari 2022

Dalam catatan OJK, menurunnya profitabilitas bank tercermin dari rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang turun 13 basis poin atau dari 4,60 persen pada Januari 2022 menjadi 4,47 persen per Februari. Adapun return on asset (ROA) turun 21 bps menuju angka 2,32 persen.
Karyawan melintas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta. /JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta. /JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa profitabilitas perbankan pada Februari 2022 menyusut dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Hal tersebut tercermin dari rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang turun 13 basis poin atau dari 4,60 persen pada Januari 2022 menjadi 4,47 persen per Februari. Adapun return on asset (ROA) turun 21 bps menuju angka 2,32 persen. 

“Memperhatikan profitabilitas memang sedikit menurun terlihat dari NIM dan ROA,” ujar Direktur Penelitian dan Pengaturan BPR OJK, Ayahandayani Kussetyowati, dalam webinar yang diselenggarakan oleh LPPI, Kamis (31/3/2022). 

Di sisi lain, kinerja perbankan per Februari 2022 memperlihatkan peningkatan efisiensi. Tercermin dari biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang turun dari 82,04 persen pada Januari 2022 menjadi 80,57 persen. 

Ayahandayani menambahkan dari sisi risiko kredit, perbankan mampu memperkecil rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) baik secara gross maupun nett. NPL Gross turun tipis 2 bps menjadi 3,08 persen, sedangkan secara nett menyusut 1 bps menuju 0,87 persen. 

“Kemudian LAR [loan to deposit ratio] juga sedikit membaik dari 19,86 persen pada Januari 2022 menjadi 19,76 persen per Februari,” pungkasnya. 

Sementara itu, likuiditas perbankan pada Februari masih longgar. Meskipun turun, rasio aset likuid terhadap non-coredeposit (AL/NCD) masih jauh di atas batas bawah regulator, yakni 147,33 persen. Hal ini juga terlihat dari liquidity coverage ratio (LCR) yang berada pada posisi 257,32 persen.

“Ada sedikit permasalahan yang bisa dipahami bahwa kondisi di masa pandemi sekarang ini, perbankan mendapatkan hal cukup berat. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, kami juga masih memberlakukan POJK stimulus untuk perbankan dalam rangka penetapan restrukturisasi kredit terkait dengan kualitas dan perlakuan untuk pencadangannya,” kata Ayahandayani 

Sementara itu Rapat Dewan Komisioner (RDK) Maret 2022 menyampaikan intermediasi perbankan pada Februari mencatatkan tren positif dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,33 persen secara tahunan (yoy) atau 0,93 persen secara bulanan. Seluruh kategori debitur mencatat kenaikan, terutama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta ritel. 

Secara sektoral, mayoritas industri utama membukukan pertumbuhan kredit secara bulanan. Hal ini terjadi terjadi pada sektor perdagangan, manufaktur, dan rumah tangga yang masing-masing mencapai Rp19,5 triliun, Rp8,8 triliun, serta Rp7,1 triliun. 

“Hal ini mencerminkan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi nasional terus membaik,” ujar Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK, Anto Prabowo. 

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,11 persen yoy. Peningkatan ini terutama didorong oleh komponen giro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper