Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) mencatat rugi bersih sepanjang 2021 sebesar Rp121,27 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan capaian periode yang sama tahun 2020 yang berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp44,86 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/3/2022), Bank Aladin Syariah meraih pertumbuhan pendapatan dari penyaluran dana naik sebesar 22 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari semula Rp31,27 miliar di posisi Desember 2020 menjadi Rp38,29 miliar per Desember 2021.
Pertumbuhan juga terjadi pada bagi hasil untuk pemilik dana investasi dengan kenaikan sebesar 23 persen yoy. Nilai itu tumbuh dari Rp31,19 miliar menjadi Rp38,29 miliar. Kemudian pendapatan setelah distribusi bagi hasil juga tumbuh 22 persen yoy, dari Rp31,11 miliar menjadi Rp37,89 miliar.
Meski tercatat mengalami kerugian, namun secara total aset, emiten yang sebelumnya bernama PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk. mencatat pertumbuhan aset yang positif.
Aset yang dimiliki Bank Aladin Syariah menjadi Rp2,17 triliun pada Desember 2021. Artinya, total aset yang dimiliki perseroan melesat 201 persen yoy, dari semula Rp721,39 miliar.
Selanjutnya, dana investasi nonprofit sharing juga tumbuh sebesar 2.485 persen yoy, dari sebelumnya Rp40,16 miliar menjadi Rp1,03 triliun. Adapun, modal inti (tier 1) yang dimiliki emiten bersandi BANK juga tercatat tumbuh 62 persen yoy, dari Rp640,50 miliar pada Desember 2020 menjadi Rp1,03 triliun per Desember 2021.
Dari sisi rasio keuangan, Net Imbalan (NI) perseroan turun menjadi 2,96 persen dari sebelumnya 4,69 persen. Sementara itu, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) naik menjadi 428,40 persen, dari semula 56,16 persen.
Baca Juga
Sedangkan, Cost to Income Ratio (CIR) Bank Aladin Syariah juga meningkat, dari 51,64 persen menjadi 411,22 persen.