Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) optimistis surat berharga negara (SBN) masih memiliki daya tarik pada tahun ini. Perusahaan akan mengoptimalkan investasi di SBN, dengan tetap mengedepankan manajemen risiko yang baik.
Corporate Secretary Bank BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan SBN dan surat berharga lainnya merupakan salah satu alternatif instrumen investasi dalam optimalisasi ekses likuiditas perbankan.
Dengan didukung kebijakan moneter yang akomodatif, percepatan vaksinasi, dan makin solidnya fundamental ekonomi Indonesia, BRI optimis bahwa SBN masih memiliki daya tarik imbal hasil yang baik di mata investor.
“Pengelolaan portofolio SBN BRI masih berfokus pada strategi active portfolio management dengan tetap mengedepankan prinsip manajemen risiko,” kata Aes kepada Bisnis, Senin (4/4).
Aes menambahkan strategi pengelolaan portofolio BRI didukung dengan peningkatan client base dan peran aktif BRI sebagai salah satu market maker di pasar perdana dan pasar sekunder surat berharga Indonesia.
Untuk meningkatkan agilitas pengelolaan portofolio SBN, BRI terus mengoptimalkan fungsi riset dan monitoring portofolio dalam mengikuti perkembangan pasar.
Pada akhir 2021, penempatan SBN BRI tercatat sebesar Rp248 triliun atau tumbuh 16,43 persen secara tahunan.
Adapun pada 2022, Aes menilai rencana kenaikan suku bunga The Fed akan menjadi tantangan global di tengah pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19. Hal tersebut akan mempengaruhi pergerakan pasar SBN.
“Untuk itu, investasi di instrumen SBN akan terus dioptimalkan dengan mengedepankan pengelolaan risiko & alokasi portfolio secara komprehensif,” kata Aes.