Bisnis,com, JAKARTA – JCB Co., Ltd. merek pembayaran internasional asal Jepang tengah membidik perluasan kemitraan dengan perusahaan teknologi finansial atau fintech Indonesia.
Presiden Direktur JCB Indonesia Takumi Takahashi mengatakan perluasan kemitraan di Asia Tenggara merupakan salah satu fokus perusahaan dalam membidik pertumbuhan pasar kartu kredit di kawasan Asean.
Terkait hal itu, JCB menilai bahwa Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi sangat strategis dengan pertumbuhan transaksi nontunai yang sangat cepat.
Untuk memperkuat layanannya di kawasan Asia Tenggara, JCB telah mendirikan Asean Business Enhancement and Creation Department di Singapura pada Juni 2021 guna menciptakan kesempatan-kesempatan bisnis baru.
“Kami berencana tidak hanya untuk lebih memperkuat konten ‘Jepang’ kami untuk menarik pelanggan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan keunggulan lebih lanjut melalui fungsi ASEAN Business Enhancement and Creation Department,” kata Takumi, Senin (11/4/2022).
Pada awal Januari 2022, JCB telah berinvestasi di Soft Space, perusahaan fintech asal Malaysia yang menyediakan perangkat Tap on Mobile sebagai salah satu lini bisnis barunya di Asean. Langkah ini sekaligus memperluas kemitraan JCB di Asia Tenggara.
Investasi sekitar US$5 juta pada Soft Space memberikan kesempatan kepada JCB mendapatkan lisensi untuk mengeluarkan kartu dan mengakuisisi merchant di Malaysia. Perangkat Tap on Mobile ini dalam waktu dekat akan segera tersambung dengan kartu kredit bisnis JCB.
Selain mempererat kerjasama dengan SoftSpace, Takumi mengatakan bahwa JCB juga ingin memperluas kemitraan dengan perusahaan rintisan lain sebagai strategi jangka menengah dan panjang. Langkah ini dilakukan untuk menciptakan kesempatan bisnis baru bagi perusahaan.
Menyusul kemitraan dengan Soft Space Malaysia, JCB juga berharap dapat beraliansi dengan mitra dan perusahaan lain di Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand dalam waktu dekat.
Takumi menilai kawasan Asia Tenggara sangat potensial dengan populasi dan ekonomi yang terus bertumbuh. Dalam hal transaksi perbankan, penduduk yang memiliki akun bank dan kartu kredit masih rendah dibandingkan dengan total jumlah penduduk.
Adapun, tingkat kepemilikan rekening bank dan penetrasi kartu kredit di Asia Tenggara masih rendah, sedangkan tingkat penetrasi smartphone sangat tinggi. Oleh sebab itu, JCB melihat teknologi dapat menjadi solusi pembayaran dan pemasaran baru berbasis smartphone.