Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat ekonomi menilai akses kredit kepada perusahaan-perusahaan yang layak mendapat kredit akan semakin mudah pada kuartal II/2022 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan dalam menyalurkan kredit, perbankan akan tetap sesuai prosedur dengan prinsip kehati-hatian. Meski demikian, usaha-usaha yang memang layak, akan menjadi lebih mudah mendapatkan kredit karena permintaan kredit yang masih rendah.
Dia juga mengatakan pada kuartal II/2022 perekonomian terdorong oleh meredanya pandemi dan juga adanya periode Ramadan dan Lebaran.
“Seiring membaiknya perekonomian permintaan kredit akan meningkat dan perbankan akan meningkatkan penyaluran kredit. Perbankan tidak akan mempersulit. Mereka membutuhkan pertumbuhan kredit,” kata Piter, Senin (18/4/2022).
Piter menambahkan saat ini perbankan dalam kondisi likuiditas yang cukup berlimpah. Pertumbuhan kredit yang rendah lebih disebabkan oleh rendahnya permintaan. Dunia usaha masih terganggu oleh pandemi.
Ketika pandemi mereda permintaan kredit mulai tumbuh perbankan siap dgn likuiditasnya.
“Saya kira ini yang dimaksud akses ke perbankan makin mudah. Perbankan siap menyalurkan kredit ketika ada permintaan dari dunia usaha,” kata Piter.
Sebelumnya, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulan I/2022 menilai akses kredit terhadap perbankan dalam kondisi lebih mudah dibandingkan dengan triwulan IV/2021.
Saldo Bersih (SB) akses kredit pada triwulan I/2022 sebesar 1,35 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang memiliki SB sebesar 0,79 persen.
Sebagian responden yang terlibat dalam survei menjawab akses kredit ‘mudah’ tercatat sebesar 7,23 persen, meningkat dibandingkan dengan triwulan IV/2021 yang sebesar 5,80 persen.
“Persentase responden yang menjawab sulit tercatat sebesar 5,88 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,01 persen.” tulis dalam survei dikutip, Senin (18/4/2022).