Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) menetapkan laba bersih tahun 2021 sebagai laba ditahan. Langkah ini dilakukan untuk mendukung rencana pertumbuhan dan pengembangan bisnis perseroan ke depan.
Direktur Kepatuhan Bank BTPN, Dini Herdini, menyampaikan bahwa pemegang saham menyetujui usulan perseroan untuk tidak membagikan dividen dan menetapkan laba bersih 2021, setelah dikurangi penyisihan cadangan wajib, sebagai laba ditahan.
“Ini merupakan komitmen kuat dari pemegang saham dalam mendukung rencana pertumbuhan dan pengembangan bisnis Bank BTPN ke depan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/4/2022).
Menghadapi tahun 2022, kata Dini, emiten bank dengan kode saham BTPN ini akan fokus menumbuhkan penyaluran kredit dengan menerapkan selera risiko melalui bisnis rantai nilai atau value chain.
Di samping itu, Bank BTPN juga akan fokus untuk meningkatkan kemampuan Jenius sebagai platform, mengoptimalkan saluran distribusi, menambah kolaborasi lintas unit bisnis, dan melakukan kemitraan strategis dengan ekosistem pasar.
Dini menambahkan strategi lainnya adalah meningkatkan dana murah (current account savings account/CASA) dan pendapatan dari biaya dan komisi, serta transaksi mata uang asing. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan proposisi nilai pelanggan, kapabilitas, produk, dan layanan.
Tak cuma itu, Bank BTPN juga akan menerapkan keunggulan operasional melalui digitalisasi layanan perbankan dan terus membangun kapabilitas keamanan digital.
“Selain itu, perbaikan rasio biaya terhadap pendapatan, serta penguatan sumber daya manusia, manajemen risiko, kepatuhan dan tata kelola yang baik, juga menjadi prioritas Bank BTPN pada tahun 2022,” pungkasnya.
Tahun lalu, Bank BTPN tercatat membukukan laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,66 triliun, lebih tinggi 52 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,75 triliun. Raihan ini mencapai 32 persen di atas target.
Adapun, total kredit yang disalurkan oleh perseroan per akhir Desember 2021 sebesar Rp135,60 triliun, dengan segmen korporasi, komersial, dan syariah membukukan pertumbuhan kredit sebesar 9 persen.
Per 31 Desember 2021, Bank BTPN mencatat kenaikan aset sebesar 5 persen dari Rp183,17 triliun menjadi Rp191,92 triliun, dengan rasio kecukupan modal mencapai 26,2 persen, liquidity coverage ratio (LCR) 187,3 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 126,6 persen.