Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Ketua OJK: Ekonomi Digital Indonesia Bakal Jadi Nomor 1 di Asia Tenggara

Dalam ekonomi digital, Ketua OJK menegaskan Indonesia akan menjadi nomor satu di Asia Tenggara.
Dionisio Damara
Dionisio Damara - Bisnis.com 25 April 2022  |  11:25 WIB
Ketua OJK: Ekonomi Digital Indonesia Bakal Jadi Nomor 1 di Asia Tenggara
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memberikan sambutan saat pembukaan pembukaan perdagangan Bursa di BEI, Jakarta, Senin (3/1 - 2021). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, dalam pertemuan dengan kalangan pebisnis dan para tokoh ekonomi di New York, Amerika Serikat, mengatakan bahwa ekonomi digital Indonesia akan menjadi nomor 1 di Asia Tenggara.

Dalam kunjungan kerja itu, Wimboh menyatakan Indonesia memiliki potensi investasi yang sangat menarik. Selain didukung populasi penduduk sebesar 274 juta, yang sebagian besar berusia produktif, kondisi ekonomi Indonesia juga terus pulih dari tekanan Covid-19.

“Dalam ekonomi digital, Indonesia akan menjadi nomor satu di Asia Tenggara, saya percaya itu,” ujar Wimboh dalam forum ‘The Indonesia B20 Roadshow: Indonesia-US Business Forum’ di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia, New York.

Dia juga menyatakan bahwa kontribusi transaksi digital pada 2025 diperkirakan bakal mencapai US$124 miliar atau sekitar Rp1.778 triliun. Indonesia, lanjutnya, juga mempunyai pusat sumber daya alam, seperti sektor pertambangan, pertanian, kelapa sawit, perikanan, dan pariwisata.

Sementara itu, dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan, OJK telah mengeluarkan kebijakan di bidang green economy, antara lain merilis dokumen Taksonomi Hijau yang menjadi panduan aktivitas ekonomi, serta melindungi lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Dalam kesempatan tersebut, Wimboh turut menyampaikan besarnya potensi investasi Indonesia. Terutama didukung oleh sektor jasa keuangan yang stabil di tengah kondisi pandemi Covid 19.

Wimboh mengatakan laju intermediasi sektor perbankan Indonesia terus meningkat. Per Februari 2022, kredit tercatat tumbuh 6,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan risiko yang terkendali terlihat dari data non-performing loan (NPL) gross sebesar 3,1 persen.

“Industri perbankan Indonesia juga menunjukkan ketahanan yang konsisten dengan tingkat capital adequacy ratio (CAR) saat ini sebesar 25,8 persen. Angka di atas 20 persen ini konsisten terus meski melewati masa pandemi, dan bahkan terus membaik,” pungkasnya.

Kinerja di sektor pasar modal juga terus menunjukan tren positif. IHSG pada 14 April 2022 berada pada angka 7.235,53 atau tumbuh 9,94 persen sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) dan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.

Perolehan dana juga terus mencerminkan optimisme pasar dengan 18 initial public offerings (IPO) yang berjalan sepanjang tahun 2022 mencapai nilai Rp19,21 triliun.

Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga stabil dan kuat. Tercatat risk based capital (RBC) asuransi jiwa dan asuransi umum dan reasuransi terjaga dengan baik masing-masing di 535,7 persen dan 323,1 persen.

Pertumbuhan pembiayaan dari perusahaan pembiayaan juga membaik, tumbuh sebesar 2,43 persen yoy. Sementara itu, untuk non-performing finance (NPF) perusahaan pembiayaan berada di level 3,25 persen.

Menurut Wimboh, data kinerja industri jasa keuangan tersebut merupakan informasi untuk para calon investor asing yang ingin berinvestasi di perusahaan-perusahaan jasa keuangan, ataupun berinvestasi di sektor usaha lainnya di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

OJK iknb jasa keuangan ekonomi digital
Editor : Hadijah Alaydrus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top