Bisnis.com, JAKARTA - PT Great Eastern Life Indonesia mencatatkan pertumbuhan kinerja hasil investasi hingga 90 persen year-on-year (yoy) pada kuartal I/2022. Peningkatan kinerja ini salah satunya didorong oleh menguatnya pasar saham.
Berdasarkan laporan keuangan konvensional Great Eastern Life Indonesia kuartal I/2022 (unaudited), perusahaan membukukan hasil investasi senilai Rp167,81 miliar. Perolehan ini meningkat 90 persen dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp88,32 miliar.
Direktur dan Chief Financial Officer (CFO) Great Eastern Life Indonesia Fauzi Arfan mengatakan, terdapat sejumlah faktor yang mendorong peningkatan hasil investasi tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kinerja positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada kuartal I/2022.
"Hasil investasi dari produk unit linked juga mengalami peningkatan dibandingkan kurun waktu yang sama tahun sebelumnya, ditandai dengan naiknya IHSG di kuartal pertama tahun ini dibandingkan sebelumnya," ujar Fauzi kepada Bisnis, Kamis (12/5/2022).
Selain itu, menurutnya, kenaikan hasil investasi perusahaan juga didorong oleh meningkatnya kupon dari obligasi pemerintah.
Adapun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham Indonesia masih menguat sampai dengan 22 April 2022, IHSG telah menguat 2,2 persen mtd dan kembali mencatatkan all time high pada level 7.276,19 (21/4). Penguatan ini juga diikuti dengan net buy nonresiden di pasar saham dengan nilai mencapai Rp14,73 triliun mtd. Sementara itu, di pasar surat berharga negara (SBN), nonresiden mencatatkan outflow sebesar Rp5,74 triliun sehingga turut mendorong peningkatan rerata yield 14,5 bps.
Sementara itu, jumlah investasi Great Eastern Life Indonesia per Maret 2022 tercatat mencapai Rp7,96 triliun atau naik 17,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp6,8 triliun.
Aset investasi perseroan mayoritas ditempatkan pada instrumen SBN yang porsinya mencapai 60,68 persen dari total jumlah investasi perusahaan. Porsi investasi pada SBN ini tercatat meningkat dibandingkan kuartal I/2021 yang mencapai 53,97 persen.
Fauzi menuturkan, penempatan investasi pada SBN merupakan strategi perusahaan untuk menyesuaikan aset investasi dengan kewajiban dari polis-polis yang dimiliki perusahaan.
"Untuk SBN ini didorong dengan strategi perusahaan untuk matching dengan liabilitas dari produk-produk yang kami jual," kata Fauzi.