Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi finansial bidang pembayaran digital (payment gateway) dan solusi digitalisasi UMKM, PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. (CASH) membidik perluasan merchant untuk mengejar pertumbuhan pendapatan.
Presiden Direktur Cashlez Suwandi menjelaskan bahwa sepanjang tahun ini pihaknya membidik 10.000 merchant baru, melakukan pelatihan serta pengembangan digitalisasi pembayaran kepada 20.000 UMKM, serta mengejar pendapatan menembus Rp158 miliar.
"Oleh sebab itu, kami juga akan memperbanyak kerja sama dengan ekosistem layanan keuangan atau fintech lain untuk memberikan lebih banyak benefit kepada para merchant. Misalnya, terhubung ke P2P lending untuk akses modal kerja mereka, atau terhubung dengan akses paylater buat para konsumen merchant," ujarnya dalam Public Expose Cashlez Tahun Buku 2021 secara virtual, Selasa (31/5/2022).
Sampai akhir periode 2021, pelaku usaha pengguna produk-produk CASH, baik Cashlez Pay, Cashlez Reporting, maupun Cashlez mPOS tercatat telah mencapai 13.000 merchant, atau tumbuh sebesar 43,98 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya.
Pada periode 2021, CASH mampu mendongkrak pendapatan bersih mencapai Rp140,85 miliar, meningkat sebesar 67,04 persen yoy dari pendapatan tahun sebelumnya, senilai Rp84,32 miliar. Sementara itu, total beban naik dari Rp52,3 miliar pada 2020 menjadi Rp103,96 miliar pada 2021.
Pertumbuhan pendapatan ini pun berpengaruh terhadap laba kotor perusahaan periode 2021, di mana mencapai Rp36,88 miliar, meningkat 15,23 persen atau senilai Rp4,87 miliar dibandingkan laba kotor di 2020 yang mencatatkan laba kotor sebesar Rp32,01 miliar.
Baca Juga
Namun, saat ini CASH masih menelan rugi bersih senilai Rp8,68 miliar, naik dari periode 2020 senilai minus Rp7,13 miliar, namun telah lebih baik ketimbang periode 2019 yang ketika itu mencapai minus Rp10,85 miliar.
"Salah satu tantangan yang masih kami hadapi sehingga berdampak kepada kinerja laba-rugi tahun lalu, yaitu ada fenomena segelintir merchant yang mulai menerapkan langkah efisiensi dengan menutup gerai atau cabang bisnisnya. Hal ini tentu juga disebabkan efek pandemi Covid-19 dan pelemahan daya beli masyarakat," tambahnya.
Oleh sebab itu, lewat akusisi merchant secara agresif yang diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan pendapatan di kisaran 12 persen (yoy), CASH berharap bisa mempertipis jumlah rugi bersih pada tahun ini, dan mengejar cuan perdana dalam beberapa tahun berikutnya.