Bisnis.com, YOGYAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI terus memperkuat penghimpunan dana murah masyarakat agar tetap dapat menghadirkan bunga kompetitif di tengah potensi kenaikkan suku bunga acuan.
Corporate Secretary BNI Mucharom memahami beberapa indikator makro ekonomi mampu mendorong Bank Indonesia untuk melakukan penyesuaian suku bunga acuan yang berdampak pada bunga kredit di masyarakat.
Untuk tetap dapat menghadirkan bunga yang kompetitif, kata Mucharom, BNI memperkuat dengan dana masyarakat yang berasal dari dana murah atau CASA, yang saat ini hampir menyentuh 70 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) yang dimiliki BNI.
“Hal ini akan menjadi modal perseroan untuk menjaga suku bunga kredit tetap kompetitif ke depannya,” kata Mucharom kepada Bisnis, Kamis (16/6/2022).
BNI, lanjutnya, juga memiliki likuiditas serta modal yang sangat kuat untuk mendorong pertumbuhan kredit pada tahun ini. Secara internal, BNI terus mendorong berbagai transformasi kinerja manajemen ke arah digital agar potensi pertumbuhan mampu dijawab dengan baik.
“Kami juga terus memperkuat manajemen risiko dengan harapan pertumbuhan dapat dijaga stabil tanpa menimbulkan efek-efek samping,” kata Mucharom.
Mucharom mengatakan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sudah sangat baik. Tak hanya pelaku usaha UMKM yang mengalami akselerasi kinerja, pelaku usaha korporasi juga mulai bangkit dan melanjutkan berbagai rencana ekspansi yang sempat tertunda di masa pandemi.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan realisasi penyaluran kredit pada April 2022 mencapai Rp5.981 triliun, tumbuh 9,1 persen yoy. Secara growth, pertumbuhan kredit rebound dari sebelumnya terkoreksi 2,28 persen yoy pada April 2021.