Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri (BMRI) Yakin Kredit Sindikasi Masih Kuat, Ini Alasannya

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memprediksi kredit sindikasi pada tahun ini mampu tumbuh lebih tinggi meski dibayangi oleh ancaman krisis global.
Pegawai beraktivitas di salah satu cabang digital Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (23/12/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Pegawai beraktivitas di salah satu cabang digital Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (23/12/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, YOGYAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. optimistis kredit sindikasi pada tahun ini mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan dua tahun terakhir, kendati bayang-bayang inflasi dan krisis global menghantui.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan adanya optimisme para pelaku pasar pascapandemi Covid-19 dan pemulihan tingkat konsumsi masyarakat dapat menjadi katalis positif pertumbuhan ekonomi dan permintaan atas pembiayaan.

“Dalam 6-12 bulan ke depan kami melihat pipeline yang cukup besar di pasar sindikasi dengan nominal yang cukup besar dibandingkan dengan dua tahun terakhir dan berasal dari beragam sektor,” kata Rudi kepada Bisnis, Kamis (16/6/2022).

Rudi menambahkan komposisi pipeline cukup beragam dan sebagai negara penghasil komoditas serta adanya peningkatan harga komoditas, mendorong terbentuknya beberapa pipeline di sektor.

Selain itu, bank juga aktif mengeksplorasi pembiayaan yang bersifat green atau sustainable. Perbankan tentunya terus mendorong terbentuknya pipeline baru dan memonitor seksama perkembangannya.

Rudi menuturkan secara umum tren permintaan pembiayaan pada dua triwulan pertama 2022 masih cukup tinggi, sejalan dengan perusahaan yang mulai aktif membangun kembali bisnis usai meredanya pandemi Covid-19.

Dia menambahkan meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi perang Rusia-Ukraina dan kondisi inflasi di Amerika Serikat menjadi tantangan dalam pembiayaan sindikasi.

“Dengan melihat kondisi perang Rusia-Ukraina dan kondisi inflasi di Amerika Serikat serta peningkatan suku bunga FED memberikan tantangan dalam pembiayaan valuta asing (USD),” kata Rudi.

Sebelumnya, berdasarkan data yang dihimpun dari Bloomberg, kredit yang disalurkan perbankan mengalami penurunan pada 6 bulan pertama 2022.

Pada semester I/2022 total nilai kesepakatan kredit sindikasi yang disalurkan perbankan tercatat sebesar US$4,683 miliar, turun 56,05 persen dibandingkan dengan kredit sindikasi pada semester I/2022 yang total nilainya mencapai US$10,65 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper