Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatat pada periode Januari sampai dengan Mei 2022, penyaluran baru kredit pemilikan rumah (KPR) perseroan tumbuh 9 – 10 persen dibandingkan periode sama di 2021.
Direktur Consumer Banking Bank CIMB Niaga Noviady Wahyudi menyampaikan portofolio KPR emiten bersandi saham BNGA ini mengalami tren positif, di mana pertumbuhan per tahun di 2022 sebesar 100 basis point (bps) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di 2021.
Noviady menyatakan tren suku bunga KPR yang ditawarkan CIMB Niaga lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Hal ini sejalan dengan tren penurunan suku bunga yang terjadi di pasar.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen. Menurutnya, tingkat suku bunga acuan yang rendah pasti menguntungkan nasabah eksisting KPR perseroan yang sebelumnya mengambil skema suku bunga yang terhubung dengan acuan instrumen keuangan BI.
“Untuk KPR baru, saat ini kami menawarkan beberapa pilihan skema suku bunga floating setelah masa fix yang bisa dipilih oleh nasabah, salah satunya menggunakan acuan suku bunga penjaminan dari LPS [Lembaga Penjamin Simpanan] sebesar rate LPS + 6,5 persen,” kata Noviady kepada Bisnis, Senin (4/7/2022).
Lebih lanjut, untuk menghadapi situasi ke depan yang dibayangi kemungkinan kenaikan suku bunga, Noviady mengungkapkan CIMB Niaga memberikan solusi kepada nasabah dengan menawarkan skema pricing yang memberikan masa fix lebih panjang hingga 10 tahun.
“Selanjutnya, setelah memasuki masa floating akan mengikuti acuan rate LPS + 6,5 persen. Dengan demikian, nasabah bisa lebih tenang dan memiliki kepastian terkait suku bunga KPRnya di masa depan,” tambahnya.