Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Cepat Perbankan Menyalakan Mesin Uang Baru Bernama Paylater

International Data Corporation (IDC) memproyeksikan nilai penggunaan paylater dalam transaksi e-commerce di Asia Tenggara mencapai US$8,84 miliar pada 2025, naik 8,8 kali dari 2020. Tidak heran bank mulai tergiur mencicipi manisnya kue yang sebelumnya dilahap pemain fintech tersebut.
Adu cepat perbankan menyalakan mesin uang baru bernama paylater. /Traveloka
Adu cepat perbankan menyalakan mesin uang baru bernama paylater. /Traveloka

Corporate Secretary BMRI Rudi As Aturridha menyatakan bahwa perseroan berkomitmen mempercepat digitalisasi seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi digital di Indonesia. Salah satunya dengan menyiapkan layanan inovatif bagi para nasabah.

Dia menambahkan dengan komitmen tersebut, emiten bank berkode saham BMRI tersebut masih terus mengkaji beberapa fitur transaksi finansial terbaru yang akan disematkan di dalam superapp Livin’ by Mandiri.  

“Termasuk di antaranya adalah kajian mengenai fitur yang serupa dengan layanan buy now pay later [BNPL] guna melengkapi layanan digital Bank Mandiri,” ujar Rudi kepada Bisnis.

Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) tetap berencana merilis layanan paylater meski beberapa waktu lalu telah meluncurkan kartu kredit digital. Produk baru ini merupakan hasil kolaborasi tiga principal, yakni JCB, Mastercard, dan Visa.

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengungkapkan bahwa paylater memiliki segmen yang berbeda dengan kartu kredit, meskipun memiliki fasilitas yang sama yakni berupa cicilan sampai dengan 24 bulan.

Selain itu, lanjutnya, kartu kredit tetap harus mematuhi aturan minimum pendapatan dan maksimum limit kredit yang dapat diberikan sesuai dengan regulasi dari Bank Indonesia.

Berlandaskan hal tersebut, CIMB Niaga masih memiliki rencana untuk merilis layanan paylater. Layanan tersebut nantinya dapat memberikan pinjaman untuk berbagai kebutuhan nasabah, baik untuk belanja maupun sebagai dana tunai.

“CIMB Niaga masih berencana meluncurkan paylater. Fasilitas ini terutama ditargetkan kepada para nasabah eksisting tabungan CIMB Niaga yang tidak dapat diberikan fasilitas lain seperti kartu kredit,” tutur Noviady.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira menilai langkah perbankan untuk masuk ke bisnis paylater adalah keputusan tepat. Menurutnya, potensi layanan ini sangat besar lantaran estimasi transaksi yang diperkirakan terus bertumbuh.

Dia menambahkan bahwa tantangan bagi perbankan untuk masuk ke bisnis ini adalah integrasi ekosistem digital yang harus diperluas. Pasalnya, setiap platform digital saat ini memiliki lini layanan paylater tersendiri.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh perbankan agar mampu bersaing adalah dengan membidik segmen platform yang sejauh ini belum memiliki fitur paylater. Semisal, segmen teknologi pertanian atau agroteknologi, edutech, ataupun healthtech.

“Cara lain untuk merebut pangsa pasar paylater adalah dengan tebar promo dan diskon. Contohnya, bunga murah, denda keterlambatan kecil maupun cross promotion dengan menggandeng restoran atau tempat hiburan.”

Halaman Sebelumnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper