Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang paruh pertama periode 2022, tercatat setidaknya 37 perusahaan rintisan (startup) yang bergiat di sektor teknologi finansial (tekfin/fintech) atau solusi keuangan (financial related) menerima pendanaan dari investor.
Diolah dari pemberitaan Bisnis sebelumnya dan sumber-sumber pelengkap lain, nominal transaksi terbesar dicatatkan beberapa tekfin dari klaster populer, seperti payment gateway, pendanaan bersama (P2P lending), atau penyedia investasi (wealth-tech).
Pendanaan paling jumbo sepanjang semester I/2022 tercatat diperoleh startup di bidang penyedia jasa pembayaran Xendit (PT Sinar Digital Terdepan) lewat putaran pendanaan Seri D senilai US$300 juta pada Mei 2022.
Investor yang terlibat dalam pendanaan tekfin yang telah berstatus unikorn ini, antara lain Coatue, Insight Partners, terlibat Accel, Tiger Global, Kleiner Perkins, EV Growth, Amasia, Intudo, dan Goat Capital.
Co-founder sekaligus CEO Xendit Moses Lo mengungkap putaran pendanaan ini terutama bertujuan untuk ekspansi kawasan dan layanan.
Adapun, dalam lanskap industri keuangan di Tanah Air, Xendit telah memiliki layanan transfer dana bertajuk Instamoney, memiliki kepemilikan minoritas di PT Bank Sahabat Sampoerna, dan berencana mencaplok sebuah entitas perusahaan pembiayaan (multifinance).
Baca Juga
Masih dari tekfin penyedia jasa pembayaran, dompet digital Dana (PT Espay Debit Indonesia Koe) mendapatkan suntikan dana segar US$200 juta atau sekitar Rp2,87 triliun, tetapi dari aksi korporasi entitas terafiliasi Grup Sinar Mas.
Sinar Mas menyuntik Dana lewat PT Dian Swastatika Sentosa (DSSA) melalui anak PT DSST Dana Gemilang. Namun, bukan langsung kepada Dana, melainkan terhadap perusahaan pemilik, PT Elang Andalan Nusantara.
Platform pembayaran yang dikenal masyarakat sebagai aplikasi layanan transfer beda bank gratis biaya admin, PT Fliptech Lentera Inspirasi Pertiwi alias Flip juga merealisasikan pendanaan Seri B senilai US$103 juta pada Juni 2022.
Beralih ke klaster P2P lending, setidaknya ada 6 platform yang mendapatkan putaran pendanaan baru dari investor. Terbesar, yaitu KoinWorks (PT Lunaria Annua Teknologi) di Seri C senilai US$43 juta, dan Grup Modalku di Seri C+ senilai US$144 juta.
Selain itu, ada AwanTunai (PT Simplefi Teknologi Indonesia) di Seri A3 senilai US$8,5 juta, dan Danai (PT Adiwisista Finansial Teknologi) di Pra-Seri A dengan nilai tidak disebutkan.
Julo (PT Julo Teknologi Finansial) pada putaran pendanaan Seri B juga memperoleh dana segar hingga US$80 juta, terbagi US$30 juta untuk ekuitas dan US$50 untuk fasilitas kredit.
Adapun, Grup Alami (PT Alami Fintek Sharia) hanya diguyur pendanaan lini kredit syariah senilai US$30 juta dari Lendable setelah disebut merampungkan putaran pendanaan Seri B pada akhir tahun lalu.
Selain itu, ada dua tekfin serupa platform pinjam-meminjam, namun fokus dalam layanan akses 'upah instan' atau kasbon karyawan yang mendapatkan putaran pendanaan baru.
Antara lain, Wagely (PT Gaji Pintar Indonesia) merealisasikan putaran Pra-Seri A senilai US$8,3 juta pada Maret 2022 setelah merealisasikan tahap Seed-Funding tahun lalu. Sementara itu Gajiku mengumumkan perolehan investasi tahap awal sebesar US$1,1 juta pada Januari 2022.