Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amartha Optimistis Prospek Segmen UMKM, Incar Sektor Produktif

Dengan proyeksi potensi bisnis UMKM Indonesia bisa menembus US$130 miliar atau setara Rp2.194 triliun pada 2025, Amartha optimistis untuk terus tumbuh.
Logo Amartha/amartha.com
Logo Amartha/amartha.com

Bisnis.com, JAKARTA — PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menyatakan komitmennya untuk terus menggulirkan pembiayaan di sekotor produktif guna menggerakan ekonomi di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

“Prinsip kami adalah tumbuh dengan hati-hati. Kenapa tetap tumbuh? Karena modal kerja itu tetap dibutuhkan. Kalau kami berhenti menggulirkan pendanaan produktif, ekonomi akan lebih stagnan lagi,” kata Aria Widyanto, Chief Risk & Sustainability Officer Amartha ditemui di sela-sela Media Luncheon 'The 2025 Asia Grassroots Forum: Scaling Impact, Pioneering Entrepreneurial Society' di Jakarta pada Kamis (8/5/2025). 

Menurut Aria, pembiayaan produktif bagi pelaku UMKM perlu terus digulirkan meskipun risiko meningkat akibat perlambatan ekonomi. Amartha, kata dia, mengandalkan riset dan sistem credit scoring yang kini lebih sensitif dalam memetakan sektor-sektor yang masih tumbuh kuat, sekaligus menahan ekspansi di sektor yang terdampak.

“Riset dan credit scoring kami sudah lebih sensitif. Sektor-sektor tertentu, oh ini pertumbuhannya bagus. Jadi kami tetap bisa confidence salufkan. Tapi untuk sektor-sektor yang terdampak, misalnya export-import atau perdagangan yang besar, itu kita lebih berhati-hati,” kata Aria.

Dia tidak merincikan besaran pembiayaan yang diberikan. Meski demikian, perusahaan menggunakan proyeksi Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang menyebutkan potensi bisnis UMKM Indonesia bisa menembus US$130 miliar atau setara Rp2.194 triliun pada 2025, Kemendag mencatat sekitar 64,5% pelaku UMKM dikelola perempuan, dengan dominasi di sektor fashion, kuliner, kecantikan, hingga kerajinan. Dengan data itu, Amartha menyatakan sektor ultramikro masih sangat potensial untuk tumbuh. 

Aria juga menyebut optimisme tetap harus dijaga demi menggerakkan roda ekonomi. “Kalau semua orang pesimis, nanti semua orang nggak belanja. Terus kalau orang nggak belanja, ekonomi akan lebih lambat lagi. Akan terjadi stagnansi dan akhirnya krisis. Jadi kita lihatnya dari kacamata positif aja. Tapi juga jangan over confidence. Tapi tetap berhati-hati, tetap optimis.”

Amartha menilai sektor-sektor usaha mikro yang berkaitan dengan konsumsi rutin sehari-hari tetap menjadi penopang utama ekonomi dan masih sangat prospektif, bahkan di tengah gejolak kondisi makro. Aria menyebut sektor makanan, perawatan kendaraan, serta kebutuhan rumah tangga dan kecantikan sebagai lini usaha yang terus tumbuh karena menjadi kebutuhan tak tergantikan masyarakat.

Lebihnya lanjut, perusahaan mengklaim mencatat kinerja penyaluran pembiayaan yang tetap kuat hingga awal 2025. Selama kuartal I, penyaluran tumbuh double digit, meski Aria mengingatkan risiko yang biasanya meningkat menjelang Lebaran.

“Namun kalau lebaran kami justru lebih hati-hati. Karena orang lebaran itu konsumsi tinggi. Jadi riskonya lebih tinggi. Makanya kami justru lebih berhati-hati,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa strategi Amartha untuk menjaga kualitas pembiayaan meliputi tiga pilar utama: tumbuh dengan hati-hati, inovasi produk, dan adopsi teknologi. Dengan strategi itu, Aria optimistis target pertumbuhan double digit sepanjang tahun ini bisa tercapai. 

“Strateginya itu tadi yang dibilang. Strateginya pertama, tumbuh dengan hati-hati. Yang kedua, inovasi produk. Yang ketiga, adopsi teknologi,” tegasnya

Hingga kini, Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp28 triliun modal usaha kepada lebih dari 2,8 juta pelaku usaha mikro, mayoritas di segmen ultramikro yang dikelola perempuan sejak awal berdiri. 

Platform ini mencatat Tingkat Keberhasilan 90 (TKB90) sebesar 97,29% dan Tingkat Wan Prestasi 90 (TWP90) sebesar 2,71%. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper