Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melihat tren pembiayaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) sudah mulai mengalami pertumbuhan meski masih relatif sedikit.
Jika melihat data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit kendaraan bermotor atau KKB mengalami kontraksi sebesar 6,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang 2021, yakni dari Rp105,7 triliun menjadi Rp99,10 triliun.
Namun, penyaluran KKB hingga Maret 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 1,8 persen secara tahunan dari Rp101,73 triliun menjadi Rp103,58 triliun.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn. menyampaikan KKB BCA mencetak rebound dengan naik 3,6 persen yoy menjadi Rp41,6 triliun pada Maret 2022.
“Terkait pembiayaan kendaraan listrik, kami melihat bahwa penjualan kendaraan listrik di dalam negeri pada saat ini sudah mulai bertumbuh meski masih relatif rendah, sehingga pengajuan pembiayaan tidak banyak,” ujar Hera kepada Bisnis, Senin (18/7/2022).
Hera menjelaskan pertumbuhan kredit BCA secara keseluruhan diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali normal.
Baca Juga
Adapun kredit konsumsi yang disalurkan emiten bersandi saham BBCA itu naik 7,6 persen yoy menjadi Rp154,8 triliun pada kuartal I/2022.
Jika melihat laporan keuangan hingga 31 Mei 2022, BCA secara individual tercatat menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp642,02 triliun. Penyaluran kredit tersebut tumbuh 11,5 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp575,88 triliun.
Ke depan, lanjut Hera, BCA berharap bahwa Covid-19 di Indonesia semakin terkendali, aktivitas bisnis stabil, sehingga pemulihan ekonomi yang disertai penerapan protokol kesehatan dan berbagai kebijakan strategis dari regulator dan otoritas perbankan.