Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Korporasi BCA (BBCA) Melesat, Manufaktur Mendominasi

Sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), kredit korporasi BCA beserta entitas anak tumbuh 8,3 persen.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memberikan keterangan saat Paparan Kinerja Keuangan BCA Semester I 2022 di Jakarta, Rabu (27/7/2022). Bisnis
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memberikan keterangan saat Paparan Kinerja Keuangan BCA Semester I 2022 di Jakarta, Rabu (27/7/2022). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat kredit korporasi tumbuh paling tinggi dari total kinerja intermediasi perseroan pada periode Juni 2022.

Hingga Juni 2022, emiten bersandi saham BBCA secara konsolidasi menyalurkan total kredit senilai Rp675,4 triliun. Kredit tersebut tumbuh 13,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai Rp593,5 triliun.

“Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, terutama ditopang oleh kredit korporasi yang naik 19,1 persen yoy mencapai Rp310,2 triliun di Juni 2022,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers paparan kinerja secara daring, Rabu (27/7/2022).

Sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), kredit korporasi BCA beserta entitas anak juga tumbuh 8,3 persen, di mana tercatat Rp286,4 triliun pada Desember 2021.

Berdasarkan paparan kinerja BCA semester I/2022, komposisi penyaluran kredit ke sektor manufaktur merupakan sektor dengan kontribusi terbesar dalam portofolio pembiayaan bisnis BBCA.

Porsi kue pada pembiayaan yang disalurkan di sektor manufaktur mencapai 23,8 persen dari total pembiayaan perseroan. Angka ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan industri yang hanya membukukan porsi 16,6 persen per Juni 2022. 

Mengekor di belakangnya, yakni sektor perdagangan (trading) dengan porsi 22,1 persen dari total pembiayaan. Sektor ini lebih rendah jika dibandingkan dengan industri perbankan yang sebesar 19,1 persen. 

Lalu, sektor layanan bisnis (business services) menempati urutan ketiga dengan kue mencapai 12,4 persen, lebih tinggi dibandingkan industri perbankan yang mencapai 8,7 persen. Kemudian, transportasi memiliki porsi sebesar 7 persen, atau lebih tinggi dari industri perbankan yang hanya 5,1 persen. 

Menyusul sektor pertanian, konstruksi, serta listrik, air, dan gas yang masing-masing mengambil porsi pembiayaan sebesar 5,6 persen, 4 persen, dan 2,1 persen. 

Apabila dilihat dari sisi kredit macet atau non-performing loan (NPL), sektor manufaktur mencapai 4,5 persen, lebih rendah dari industri yang tercatat sebesar 4,9 persen. Di sisi lain, sektor perdagangan sebesar 2,6 persen, juga lebih sedikit dibandingkan industri yang mencapai 4,4 persen.

Kemudian, kredit macet untuk sektor layanan bisnis, transportasi, dan pertanian, masing-masing sebesar 0,8 persen, 0,2 persen, dan 0,4 persen. Ada pula kredit macet untuk sektor konstruksi juga listrik, gas, dan air yang tercatat sebesar 0,7 persen dan 0,1 persen. 

Jahja mengungkapkan pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal ini sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. 

Dia menyampaikan bahwa rasio loan at risk (LAR) turun ke 12,3 persen di semester I/2022, dibandingkan 19,1 persen di tahun sebelumnya. Selain itu, rasio NPL juga terjaga sebesar 2,2 persen didukung relaksasi restrukturisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper