Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Leasing Grup Saratoga Bidik Sebar Pembiayaan Rp4,2 Triliun

Leasing afiliasi Grup Saratoga tetap optimistis mampu mengejar target menyalurkan pembiayaan Rp4,2 triliun sepanjang 2022.
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dipamerkan di Jakarta, Minggu (24/4/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dipamerkan di Jakarta, Minggu (24/4/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan atau leasing afiliasi Grup Saratoga, PT JACCS MPM Finance Indonesia, tetap optimistis mampu membukukan pertumbuhan penyaluran pembiayaan di tengah fenomena keterbatasan stok kendaraan.

Direktur Keuangan JACCS MPM Finance Hajimu Yukimoto mengungkap bahwa fenomena ini menjadi salah satu alasan bagi pihaknya untuk memilih strategi meningkatkan portofolio produk yang potensial dan lebih menguntungkan.

Misalnya, seperti mendongkrak komposisi lini bisnis pembiayaan mobil bekas, sepeda motor bekas, atau produk pembiayaan dana multiguna beragun kendaraan.

"Perseroan masih optimis untuk mencapai target tahun ini karena volume pembiayaan baru telah meningkat sejak kuartal IV/2021, seiring dengan pemulihan kebutuhan pasar. Saat ini, volume pembiayaan baru kami setiap bulan pun telah mencapai hampir 90 persen dari volume pembiayaan sebelum pandemi," ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (31/7/2022).

Sebagai gambaran, penyaluran pembiayaan baru JACCS MPM Finance sepanjang periode 2019 masih bisa mencapai Rp6,05 triliun. Era pandemi Covid-19 membuat kinerja pembiayaan baru terjun bebas menjadi Rp3,1 triliun saja pada 2020, kemudian mulai tumbuh menjadi Rp3,54 triliun pada 2021.

Sepanjang periode 2022, leasing terafiliasi emiten distributor otomotif milik Grup Saratoga, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX), ini menargetkan mampu menyalurkan Rp4,2 triliun. Terkini, berdasarkan arus kas yang keluar untuk transaksi pembiayaan dalam laporan keuangan per Juni 2022, nilainya telah menembus sekitar Rp2,3 triliun.

Hajimu melihat bahwa tantangan pada semester II/2022 akan masih akan didominasi oleh kendala pasokan komponen kendaraan yang menghambat produksi kendaraan baru. Selain itu, gejolak ekonomi global dapat berpengaruh terhadap harga komoditas, harga bahan bakar minyak, tingkat inflasi, sampai pelemahan nilai tukar rupiah.

"Menghadapi hambatan-hambatan tersebut, perseroan telah mempersiapkan berbagai strategi untuk menjaga kinerja tetap positif. Misalnya, memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan MPM Group," tambahnya.

Hajimu mengungkap bahwa kolaborasi terutama dilakukan bersama MPM Insurance dan MPM Mulia. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan perbaikan proses bisnis guna meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas melalui digitalisasi dan otomatisasi proses.

Adapun, dalam konteks penyaluran pembiayaan baru, JACCS MPM Finance juga tengah menerapkan proses analisa dan persetujuan kredit baru yang lebih prudent dengan mengembangkan behavior scorecard.

JACCS MPM Finance juga meningkatkan kualitas aset dan menurunkan biaya penyisihan piutang ragu-ragu, serta melakukan pemantauan terhadap pembiayaan baru dengan melihat indikator Early Warning.

Selain itu, JACCS MPM Finance pun terus memperbarui strategi diversifikasi sumber pendanaan untuk mendongkrak margin keuntungan.

Terbaru, perseroan berhasil mendapat pinjaman sindikasi luar negeri senilai US$250 juta dari 20 lembaga keuangan, dan berproses menerbitkan penerbitan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I JACCS MPM Finance Indonesia Tahap I Tahun 2022, menargetkan penghimpunan total dana Rp600 miliar.

Hajimu optimistis bahwa berbagai inisiatif tersebut, termasuk soal meningkatkan penyaluran pembiayaan baru yang tetap berada dalam koridor kehati-hatian, harapannya mampu mempertahankan kinerja laba-rugi kembali positif pada tahun ini.

Sebagai perbandingan, JACCS MPM Finance membukukan rugi bersih senilai Rp8,3 miliar pada 2019, kemudian anjlok sampai minus Rp296,3 miliar pada 2020 karena pandemi Covid-19. Adapun, kinerja laba kembali positif pada periode 2021, di mana laba bersih tahunan dibukukan Rp63,73 miliar.

"Hingga Juni 2022, perseroan telah mencapai NPAT [laba setelah pajak] Rp82 miliar, atau meningkat sebesar 133 persen [yoy] dibandingkan periode yang sama 2021. Perseroan pun tetap optimis untuk dapat mencapai target kinerja laba akhir 2022," tutupnya.

Sebagai informasi, JACCS MPM Finance dimiliki perusahaan pembiayaan asal Jepang JACCS Co, Ltd. sebesar 60 persen, serta Grup MPM sebesar 40 persen. Melayani lini bisnis pembiayaan konsumen terkait kendaraan dan multiguna, serta sewa pembiayaan buat korporasi terkait alat berat dan mesin-mesin industri.

Produk penyumbang pembiayaan terbesar buat JACCS MPM Finance setiap tahun terutama dari mobil. Namun, JACCS MPM Finance juga memiliki keunggulan strategis, yaitu menjadi penyalur fasilitas pembiayaan sepeda motor Honda dari dealer-dealer milik Grup MPM, terutama di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper