Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Suku Bunga Acuan Tidak akan Ganggu Kredit Bank, Kok Bisa?

Konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat adalah faktor utama yang memengaruhi permintaan kredit bank.
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama BRI Research Institute Anton Hendranat mengatakan dengan kondisi Indonesia saat ini kenaikan suku bunga acuan tidak akan terlalu menggangu fungsi intermediasi perbankan. Mennurutnya selama konsumsi rumah tangga terjaga, permintaan kredit akan tumbuh. 

Anton menjelaskan dalam model ekonometrika, secara umum terbukti bahwa pertumbuhan kredit dipengaruhi secara signifikan oleh beberapa variabel yaitu konsumsi rumah tangga, daya beli masyarakat, suku bunga, kredit macet (nonperforming loan/NPL) dan penjualan eceran. 

"Model saya memperlihatkan bahwa suku bunga pinjaman bukan faktor utama pendorong pertumbuhan kredit di industri," kata Anton dalam Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook 2022, Selasa (2/8/2022).

Dia mengatakan dari variabel tersebut, konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat adalah faktor utama yang memengaruhi permintaan kredit. Sementara itu, suku bunga pinjaman memberikan dampak yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan yang lain. 

Dengan demikian, walaupun Bank Indonesia menaikan suku bunga, pertumbuhan kredit akan tetap melaju, asalkan daya beli masyarakat bisa dijaga dengan baik. Dia berpendapat  pemerintah telah menyadari hal tersebut.

“Maka di APBN jelas subsidi dinaikkan, kompensasi listrik juga dinaikkan agar dalam hal ini masyarakat level bawah tidak tergerus daya belinya,” kata Anton. 

Adapun berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit perbankan tumbuh sebesar 10,66 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per Juni 2022, ditopang oleh segmen korporasi yang melesat 12,87 persen yoy.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2022 mampu mencapai 9–11 persen secara tahunan. Hal ini didorong oleh capaian penyaluran kredit yang tumbuh 10,66 persen pada Juni 2022.

“Dengan memerhatikan perkembangan dan upaya yang dilakukan, pertumbuhan kredit pada 2022 diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya menjadi 9 – 11 persen,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2022).

Perry menjelaskan bahwa peningkatan proyeksi itu seiring dengan ketahanan sistem keuangan dan intermediasi perbankan yang terus meningkat. Adapun, sampai dengan Juni 2022, penyaluran kredit perbankan tumbuh sebesar 10,66 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper